Mohon tunggu...
Farhana SD
Farhana SD Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi

Newbie, Nikmati perjalanan hidupmu...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

New Normal Bukan Berarti "Normal"

10 Juli 2020   09:37 Diperbarui: 10 Juli 2020   20:51 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah sekian lama masyarakat dihimbau untuk mengisolasi mandiri dirumah untuk mencegah adanya penyebaran virus corona, akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona yaitu New Normal. Tentunya ini merupakan kabar yang cukup menggembirakan untuk masyarakat luas, karena beberapa aktivitas mulai berjalan dengan normal kembali. Kebijakan New Normal  ini mulai diterapkan oleh pemerintah pada tanggal 5 Juni 2020 dengan serentetan protokol yang wajib dipatuhi oleh masyarakat. Dengan adanya serentetan protokol tersebut, pemerintah mengharapkan masyarakat tetap waspada akan adanya penyebaran virus corona.

New Normal diterapkan karena virus corona dianggap susah untuk dibasmi. Melalui akun twitter @jokowi yang mengatakan " hidup berdampingan harus dilakukan karena virus ini tak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat". Konsep hidup berdampingan ini pemerintah menghimbau masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan yang ada. Hal ini tentunya merupakan sebuah tatanan yang baru bagi masyarakat Indonesia, sehinga masyarakat perlu melakukan penyesuaian terhadap lingkungan.

Terkadang konsep New Normal ini di anggap salah kaprah oleh masyarakat. Dengan adanya New Normal masyarakat justru mengangap bahwa kondisi ini sudah kembali normal seperti dahulu, padahal justru kebalikannya. Adanya New Normal harusnya kita lebih waspada terhadap adanya virus corona dan menghindari diri dari adanya kerumunan, hal itu akan sangat membahayakan dan dapat menyebabkan adanya ledakan gelombang ke dua untuk penyebaran virus corona ini. Namun masyarakat justru melupakan semua hal mengenai corona. Masyarakat justru berbondong bondong menuju ke tempat tempat wisata dan banyak yang kelur rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang telah dilontarkan oleh pemerintah. Dalam situasi saat ini masyarakat menganggap bahawa saat ini sudah tidak terjadi apa apa lagi. Dan hal ini justru menjadi boomerang bagi masyarakat itu sendiri.

Setelah beberapa lama pemerintah menerapkan new normal, semakin hari masyarakat terlalu lengah dengan apa yang harus dihadapi sepanjang new normal ini. Hingga akhir akhir ini banyak terjadi ledakan pasien positif corona dibeberapa derah. Hal ini tentunya disebebkan oleh ketidak patuhan masyarakat terhadap protokol protokol yang di telah ditetapkan oleh pemerintah demi menjaga kesehatan diri dan orang orang terdekat.

Ledakan pasien positif corona ini harusnya dijadikan sebagai pembelajaran oleh masyarakat Indonesia untuk senantiasa mematuhi potokol protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker dan selalu cuci tangan. Masyarakat juga harus tetap selalu menajaga jarak minimal satu meter dan mengurani interaksi secara langsung dengan orang lain. Masyarakat juga harus mengurangi aktivitas diluar rumah dan seperlunya saja, lakukan lebih banyak aktivitas dirumah saja dari pada harus di luar rumah dimana itu akan mengancam kesehatan masyarakat.

Dari pada mengabil resiko yang berbahaya, lebih baik mencegah dan mematuhi protokol kesehatan dan stay healthy at home.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun