laki-laki tambun itu-pun ikut menyaut "Oke, tak sudi saya datang lagi kesini"Â
deru suara mesin motor menjauh,  laki-laki itu benar-benar pergi  dan setelah beberapa waktu ia kembali. membayar janjinya dengan berat hati. menyerahkan dua lembar ratusan ribu. hutangnya lunas. catatan dibuku dicoret. tak lupa dua bungkus rokok ia  kembalikan. tak sudi katanya hutang ditoko saya. rasanya pahit. sepahit omongan saya ketika menagih.Â
jiwa muda saya  bergejolak. tak ingin kalah ikut menimpali "Yang manis itu namanya janji mang, kalo pahit ya hutang!" Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!