Empat mahasiswa Psikologi UNNES melakukan observasi di SD Negeri Ngijo 01.Suasana riuh kelas III SD Negeri Ngijo 01 menjadi saksi kegiatan observasi mahasiswa Psikologi UNNES. Bukan sekadar mengamati, mereka juga membawa pulang pelajaran berharga sekaligus meninggalkan pesan positif melalui poster psikoedukasi.
Semarang -- Observasi ke sekolah dasar seringkali menyimpan cerita berharga. Itulah yang dirasakan oleh empat mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES): Audrey Nabila Widyanyarto, Clairine Najmi A Putri Harahap, Farah Fadilah Naurah, dan Chalisa Maghfira Gandara. Mereka melaksanakan observasi di SD Negeri Ngijo 01 pada Kamis, 18 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek mata kuliah Psikologi Pendidikan yang dibimbing oleh Woro Apriliana Sari, S.Psi., M.Si. Selaku Dosen Psikologi.
Kedatangan para mahasiswa disambut hangat oleh Ibu Suwartini, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah, serta Ibu Kholidah sebagai guru kelas III. Suasana ramah dari pihak sekolah dan antusiasme siswa kelas III membuat kegiatan ini berjalan dengan penuh semangat.
Observasi yang dilakukan di kelas III memberikan banyak gambaran menarik tentang dinamika siswa. Selama pengamatan, mahasiswa melihat adanya interaksi yang beragam antara siswa laki-laki dan perempuan, misalnya anak laki-laki yang cenderung jahil terhadap temannya, sementara ada pula siswa perempuan yang enggan meminjamkan barang kepada temannya yang sedang membutuhkan. Selain itu, tampak jelas bahwa semangat belajar murid-murid tidak sama. Ada yang fokus mendengarkan pelajaran dengan penuh perhatian, namun ada pula yang terlihat kurang bersemangat mengikuti kegiatan kelas.
Salah satu momen yang cukup berkesan terjadi ketika guru menanyakan asal-usul Tari Piring. Seorang siswi sebenarnya sudah mengetahui jawabannya, bahkan ia sempat bertanya kepada salah seorang mahasiswa untuk memastikan kebenaran. Namun, meski sudah mendapat jawaban yang benar, siswi tersebut akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengangkat tangan dan menjawab di depan kelas. Peristiwa kecil ini membuka mata mahasiswa bahwa masih ada anak-anak yang sebenarnya memiliki pengetahuan, tetapi kurang percaya diri untuk menyampaikannya di hadapan orang lain.
Dari berbagai temuan itu, mahasiswa menyimpulkan bahwa aspek karakter, kepercayaan diri, serta semangat belajar masih menjadi hal penting yang perlu ditanamkan sejak dini.
Sebagai tindak lanjut dari hasil observasi, mahasiswa Psikologi UNNES kemudian merancang empat poster psikoedukasi yang dikemas dengan bahasa sederhana dan desain menarik agar mudah dipahami siswa sekolah dasar. Poster pertama mengusung tema "Berani Baik dan Percaya Diri" yang mendorong anak-anak untuk lebih berani menyampaikan pendapat sekaligus menumbuhkan sikap positif. Poster kedua berjudul "Rajin Belajar, Jadi Juara" yang mengingatkan siswa tentang pentingnya konsistensi dalam belajar. Poster ketiga adalah "5 Kebiasaan Siswa Indonesia Hebat" yang menghadirkan contoh nyata mengenai perilaku positif yang bisa ditiru setiap hari. Sementara itu, poster keempat bertema "Membangun Budaya Positif dan Lingkungan Belajar yang Sehat" yang mengajak siswa bersama-sama menciptakan suasana kelas yang nyaman, aman, dan saling mendukung.
Poster-poster ini bukan hanya sekadar hasil karya tugas, melainkan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap dunia pendidikan dasar. Salah seorang mahasiswa menyampaikan, "Lewat poster ini, kami ingin mengingatkan siswa tentang pentingnya membangun karakter positif dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat."
Melalui kegiatan observasi ini, mahasiswa Psikologi UNNES mendapatkan pengalaman langsung yang sangat berharga. Mereka tidak hanya belajar dari interaksi nyata dengan siswa, tetapi juga berusaha memberikan kontribusi kecil berupa media edukasi yang bermanfaat. Kehadiran poster psikoedukasi diharapkan mampu menanamkan semangat belajar, rasa percaya diri, serta kebiasaan baik pada anak-anak sejak dini.
Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wujud nyata kerja sama antara perguruan tinggi dan sekolah dasar. Mahasiswa memperoleh wawasan praktik di lapangan, sementara sekolah mendapat dukungan tambahan dalam menumbuhkan karakter positif pada siswanya. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut sehingga pendidikan karakter dapat semakin diperkuat demi terciptanya lingkungan belajar yang sehat, menyenangkan, dan penuh makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI