Ekonomi dunia sedang galau. Dua negara yang menguasai perekonomian dunia, Amerika Serikat dan China, sedang saling mengobarkan perang dagang (trade war) yang dimulai oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok. Tapi apakah  "perang dingin" tersebut berpengaruh terhadap Rupiah? Mari kita cek !
Indonesia memiliki pondasi ekonomi yang cukup kuat. Sehingga depresiasi rupiah hanya disekitaran 8.4%. Berbeda jauh dengan negara lainnya yang mengalami pelemahan hingga yang terparah Turki Lira 42,9% dan Argentina Peso 51,5%. (Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3635993/dibanding-lira-dan-peso-rupiah-jauh-lebih-kuat-dari-gempuran-dolar-as)
Hal tersebut juga bisa kita lihat dari data Bloomberg, Kamis (6/9/2018), rupiah dibuka di angka Rp. 14.875 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka Rp. 14.938 per dolar AS.
Walaupun penguatan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia, tetapi Indonesia menjadi yang terbaik di Asia dibanding negara-negara yang terdampak perang dagang Tiongkok vs Amerika lainnya.
Bahkan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom mengatakan yakin nilai tukar rupiah akan cenderung menguat dalam beberapa waktu ke depan; "Secara umum saya tidak melihat alasan kita harus khawatir. Rupiah akan stabil bahkan beberapa tahun ke depan menuju ke arah penguatan."
Mengapa Indonesia bisa menguat tertinggi dibanding negara lainnya?
- Cadangan Devisa kita hari ini mencapai kisaran US$ 118.3 Miliar.
- Penggunaan biodiesel (B20) sebagai substitusi impor (per 1 Sept 2018)
- Kenaikan tarif PPh 22 untuk Impor 1.147 komoditas
- Menggalakan ekspor serta membuka kesempatan untuk investor dan mempermudah proses investasi seluas-luasnya.
Sebagai contoh investasi oleh PT Toyota Motor senilai Rp. 22 triliun untuk pembangunan pabrik di Karawang Plant III, untuk nantinya mengekspor kendaraan bermerk Toyota ke-80 lebih negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah.
Yang paling penting dan sangat berarti adalah Dukungan Rakyat Indonesia untuk mencintai Rupiah, mendukung usaha Pemerintah, Tidak panik, tidak termakan hoax dan tidak ikut menyebarkan hoax sehingga menciptakan suasana yang kondusif dan iklim yang sejuk agar para investor tidak kabur.
TETAP OPTIMIS !!