Mohon tunggu...
Farah Talitha Nariswari
Farah Talitha Nariswari Mohon Tunggu... Pelajar sekolah

labschool cibubur

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Masa Depan Pola Pikir Kritis: Membangun atau Meruntuhkan?

3 Oktober 2025   15:37 Diperbarui: 3 Oktober 2025   15:37 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://aihub.id/pengetahuan-dasar/ai-pengertian-contohnya)

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang pendidikan kini makin meluas dan berpengaruh terhadap pola pikir manusia khususnya bagi para pelajar. Sistem dialog AI, seperti ChatGPT, menawarkan peluang besar bagi siswa untuk meningkatkan keefesienan dalam penelitian dan penulisan akademik siswa. AI sendiri merupakan bidang ilmu komputer yang bertujuan menciptakan sistem yang mampu membantu manusia untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan pola pikir kritis manusia. Namun keberadaan AI yang memudahkan siswa memunculkan pertanyaan: apakah penggunaan AI membantu mengasah pola pikir siswa, atau justru melemahkannya?

Dari sisi positif, penggunaan AI dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran serta membantu siswa menginterpretasi informasi menjadi lebih efektif. Teknologi AI memfasilitasi siswa dengan pembelajaran yang interaktif dan visualisasi menarik yang dapat merangsang kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran dari AI juga menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Dengan adanya AI, siswa dengan mudah mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, tanpa harus menghabiskan waktu untuk berpikir.

Namun, hal tersebut menimbulkan ketergantungan siswa terhadap penggunaan AI. Ketika siswa terlalu mengandalkan jawaban instan dari AI, mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pola berpikir secara mandiri. Hal ini dapat mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran dan menjadi kurang terlatih dalam menghadapi tantangan intelektual yang membutuhkan analisis mendalam dan pola berpikir kritis mereka.

Pada intinya, keberadaan AI ini perlu kita sikapi dengan bijak. AI memiliki potensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, asalkan digunakan dengan baik. Siswa perlu memposisikan AI sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sebagai pengganti proses berpikir siswa. Keseimbangan antara penggunaan AI dan kemampuan berpikir kritis siswa sangat diperlukan. Dengan ini, penggunaan AI akan bermanfaat bagi siswa dalam proses  pembelajaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun