Mohon tunggu...
Fauzul Faqih
Fauzul Faqih Mohon Tunggu... Desainer - Desainer Grafis, Copywritter, Penulis lepas yang ingin sekali bekerja di Tempo.

Jakarta, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fasisme dan Politik di Indonesia

28 Juni 2020   02:20 Diperbarui: 28 Juni 2020   02:26 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fasisme sebagai gerakan politik, berkembang di kehidupan eropa antara tahun 1919 sampai 1944. Satu hal yang menarik, ciri terpenting dari seluruh gerakan fasisme ialah mereka meletakan negara sebagai pengatur dan pusat seluruh sejarah dan kehidupan, Serta berpijak pada otoritas imamah yang tidak terbagi dari para imam dan pemimpin, Dimana rakyat menggantungkan harapan nya agar kesatuan dan persatuan bangsa terjaga dan terbebas dari disintegrasi. 

Jadi sesungguhnya ada alasan yang kuat dan sah bahwa ideologi fasisme sangat mungkin menghinggapi pikiran masyarakat manapun terutama Indonesia. Apalagi saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis multi dimensional, Kepercayaan Generasi Muda terhadap Politik dengan ketidak adilan hukum didalam nya. Seperti yang dikatakan Najwa Shihab di Monash University pekan lalu bahwa polemik hukum yang paling lucu adalah kasus Setya Novanto, Bersama drama klasik nya, Menabrak tiang listrik, Infus Bayi, Benjolan sebesar bakpao, Pengacara nya yang suka Kemewakan, Hingga lapas kelas satu yang didalam nya seperti Hotel bintang lima. Maksud nya, Beberapa masyarakat sudah muak dengan kondisi dan polemik hukum dalam negeri sehingga Politik menjadi lelucon bagi mereka yang jenuh akan persoalan didalam nya. Namun, Apakah Fasisme menjadi salah satu jalan keluar?

Pertanyaan penting yang perlu dikemukakan adalah apa relevansi mengangkat Fasisme saat ini? Secara tidak langsung, Indonesia sempat mengalami kepemimpinan Fasis selama lebih dari 3 dekade, Namun runtuh akibat lemah nya kepemimpinan tirani di masa itu. Gerakan fasisme di Italia pada masa rezim Mussolini pada dasarnya merujuk tradisi 'fascio' yang merupakan simbol kekuasaan zaman Romawi Kuno, Namun beda dengan semangat kekuasaan Romawi Kuno, Fasis di Italia muncul sebagai wujud kekecewaan terhadap lemahnya pemerintah. 

Selain itu, Tumbuhnya fasisme ini juga dipicu oleh ketidak sabaran rakyat atas situasi krisis dan kekacauan ekonomi yang melanda Italia setelah Perang Dunia I. 

Kondisi lemahnya kepemimpinan nasional serta krisis ekonomi dan politik yang demikian melahirkan frustasi dan keputusasaan rakyat yang berkepanjangan. Rakyat merindukan dan mengharapkan munculnya kehidupan politik yang otoriter, tegas dan disiplin model militer. Demikian hal nya di Jerman, gerakan fasisme yang terhimpun dalam partai National Socialist (NAZI) pimpinan Adolf Hitler, mulanya suatu gerakan massa yang bereaksi atas buruknya kondisi sosial-politik-ekonimi du Jerman akibat Perang Dunia I. 

Keadaan ini melahirkan frustasi dan menyuburkan sentimen nasionalisme, fasisme di Italia dan Jerman secara mendasar berangkat dari analisis dan asumsi yang sama. demikian dengan gerakan fasisme di Spanyol, rezim Flange Espanola berhasil meraih kekuasaan negara justru saat usai perang saudara yang melelahkan, meskipun dalam Perang Dunia II rezim ini bersikap netral dengan tidak terlibat dalam perang yang melibatkan negara fasis Jerman. berbeda dengan gerakan fasisme di Jepang, Ia berpijak pada kekuasaan kekaisaran Jepang yang diyakini rakyat sebagai keputusan dan kehendak, cita-cita dan identitas nasional Jepang.

Terlepas dari itu, kepemimpinan fasisme bukan semata mata kebutuhan kekuasaan. namun yang di garis besar kan fasisme kerap mudah disalah gunakan kepada pemimpin yang haus akan tujuan tertentu dan inilah sebab mengapa rezim fasisme sangat mudah runtuh di kepemerintahan. Dalam data kejadian di Indonesia pun seperti hal perdebatan perbedaan agama yang hampir menjajaki langkah awal dibentuk nya fasisme era baru berlandaskan khilafah, dalam kasus ini Indonesia menjadi sasaran yang tepat karna memiliki budaya dan perbedaan menjadi titik tuju spesial yang dimiliki negeri ini, dengan begitu fasisme sebenarnya bisa dengan mudah lahir kembali di tanah air, dengan demikian harapan terbesar masyarakat tidak mudah diperalat oleh pemanfaatan situasi-kondisi politik dan kembali nya tangan fasisme yang memperalat dan merusak pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun