Dalam beberapa bulan terakhir adalah momen dimana satah satu krisis dagang terpanjang yang pernah kita alami, mulai dari pengusaha yang berkantor di gedung berlantaikan belasan sampai pedagang kaki lima dipinggir jalan. kita semua sama sama dipaksa untuk bertahan dan memikirkan lebih dampak panjang (mungkin kecuali produsen masker, hand sanitizer dan kawan kawan nya).“gila, gaji gue bulan ini dipotong banyak banget”.
keluh beberapa teman yang bingung untuk bayar cicilan, malah sampai ada yang terpaksa kehilangan pekerjaan nya.
namun, untuk beberapa alasan. momen ini sebenarnya waktu yang empuk untuk melempar granat di zona terakhir pochinki.
Tinder. iya, kita bicara tentang aplikasi pencari jodoh ini yang banyak digandrungi apalagi ditengah pandemi ini. “quarantine makes me here!” begitu kebanyakan bio tinder yang tercantum di setiap profil para orang orang yang mulai muak dirumah dan gak tau harus melakukan apa lagi, dari yang cuma coba coba sampai serius cari pasangan di aplikasi tersebut.
sebenarnya di beberapa tahun lalu (akhir 2018) saya pernah buat sesuatu untuk menarik pelanggan melalui tinder untuk kopi kosan, salah satu kedai kopi yang saya pegang di pondok indah. dimana menjangkau orang orang sekitar dan sejauh itu berhasil, namun. itu terjadi sebelum saya menemukan cara baru atau beberapa fungsi tinder untuk memata-matai kompetitor dagang, mengetahui apa yang orang orang sekitar inginkan dan mengumpulkan massa dan membuat sirkel.
sejatinya, ketika orang orang berlomba untuk menarik perhatian lawan jenis di aplikasi tersebut dan mencoba menjadi yang terbaik, ada beberapa peran yang harus di isi untuk mengisi kekosongan dan datang ketika dibutuhkan. seperti tidak harus menjadi keren dan jujur untuk hanya ingin menjadi teman yang baik, tidak lebih.
disini skill ‘social butterlfy’ sangat dibutuhkan, tidak perduli seberapa bagus foto profil kamu, seberapa banyak pengetahuanmu diwaktu texting. cukup buat lawan bicara kamu menjadi nyaman senyaman mungkin sehingga dia bisa menceritakan apapun yang ia ingin ceritakan tanpa ragu, sampai waktu itu terjadi, kamu mendapatkan kandidat untuk koloni yang akan kamu buat.
sampai disini ketika kita mendapatkan teman teman baru kita, menceritakan tentang usaha atau dagangan kita, buat mereka sedikit terlibat dan ada untuk mendukung usaha yang kita jalankan. sampai pada suatu waktu, saya mendapatkan seorang teman yang kebetulan bekas pekerja dari salah satu kedai kopi kompetitor kami, tanpa diminta ia pun memberitau apa saja yang ada di dalam tempat tersebut yang kita bisa ambil kelemahan nya.
berbagai macam tipe orang yang kita dapatkan, tapi kembali lagi. buat mereka senyaman mungkin, jujur dengan apa yang sebenarnya ingin kita lakukan, saling mengenalkan mereka satu sama lain sampai terbentuklah sirkel yang akan kita buat.
“pasar bisa diciptakan” kata cholil mahmud, pentolan efek rumah kaca.