Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Langkah Amerika Jadi Episentrum COVID-19, Indonesia?

28 Maret 2020   00:03 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:29 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Episentrum COVID-19, USA dan China | merdeka.com

Para pemimpin China, tersengat oleh epidemi SARS pada tahun 2003 dan beberapa ketakutan flu burung sejak itu, lambat menanggapi wabah yang dimulai di kota Wuhan, ketika pejabat setempat menekan berita tentang wabah tersebut.

Ilustrasi peta COVID-19 dunia | nytimes.com
Ilustrasi peta COVID-19 dunia | nytimes.com

Meskipun China bertindak lambat di awal pada saat pengangan SARS, tapi pemerintahnya bertindak sangat cepat. Sementara negara lain seperti Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Jepang dengan sangat cepat bersiaga untuk menghadapi kemungkinan terburuk itu, sementara Amerika?. Mereka masih sibuk dengan bisnis dan beraktivitas seperti biasanya.

Berbagai berita yang beredar di China menunjukkan bahwa virus sangat cepat menyebar di Wuhan, banyak korban berjatuhan, dokter yang frustasi, barisan peti mati tanpa pengawasan otoritas setempat di luar crematorium.

China terus bergerak memburu virus, dari kasus-per kasus, klaster demi klaster, setiap sudut kota.  Cara pengendalian darurat adalah dengan melakukan karantina.

Hingga tulisan ini dibuat, meskipun akses di Wuhan sudah mulai dibuka dan akan resmi pada 8 April 2020, namun pemerintah telah menetapkan perpanjangan lockdown (26/03/2020) bagi orang asing atau mahasiswa yang sedang menempuh studi di sana. Hal ini berarti pemerintah sangat serius menghadapi peperangan dengan pandemi COVID-19.

Kondisi Amerika saat ini
Lain dengan China, lain juga dengan Amerika. Apakah Amerika sudah siap?, Jawabannya adalah Tidak. Negara dengan sistem medis tak tertandingi di dunia dan didukung dengan triliunan dollar dari perusahaan asuransi ternyata bergerak lambat.

Disampaikan nytimes.com bahwa Pentagon tidak siap berperang melawan pandemi COVID-19, tidak rancangan undang-undang dalam melawan COVID-19. Meskipun Satgas COVID-19 telah dibuat oleh Gedung putih, tapi ternyata dipimpin oleh politisi, bukan seorang ahli medis. Masalah lain juga timbul akibat 25 juta penduduk AS tidak memiliki asuransi kesehatan, sampai cuti karena sakitpun bukan merupakan pilihan karena mengandung arti bahwa pendapatan akan terhenti.

Seperti diketahui, Amerika Serikat memiliki Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang mana merupakan salah satu agen detektif penyakit yang pernah mewabah di dunia. Para ahli medis pun banyak berkontribusi nyata dalam penanganan melawan Ebola, Zika dan berbagai ancaman kesehatan lainnya.

Tetapi justru banyak kritikan kepada Dr. Robert Redfield, karena dia hampir tidak terlihat serta dianggap gagal dalam menghasilkan test diagnostik dasar melawan COVID-19.

Pemerintah telah berupa untuk menutup sekolah, dan berbagai bidang bisnis. Sementara setidaknya sejumlah 160 juta jiwa telah diperintahkan untuk tinggal di negara bagian dari California ke New York. Saat ini, Rumah sakit mengalami lonjakkan jumlah pasien di New York City, bahkan yang menyedihkan, dilansir dari nytimes.com sejumlah APD dan Peralatan penting untuk tenaga medis dan kesehatan berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun