Mohon tunggu...
Fanny  Floo
Fanny Floo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

10 Mei 2018   20:37 Diperbarui: 10 Mei 2018   23:43 6458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendidikan merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Menurut Prof. Herman H. Horn: Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.

Dan menurut  Ki Hajar Dewantara: pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.1

Pendidikan seharusnya berperan penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Dapat kita lihat bahwa pendidikan yang ada di Indonesia sangatlah kurang.

Masih ada kesenjangan pendidikan, buktinya saja banyak wilayah-wilayah di Indonesia masih banyak yang belum mendapat pendidikan. Banyak juga anak-anak yang dimana orangtuanya tidak mampu membelikan mereka alat-alat tulis dan juga buku yang dibutuhkan untuk menunjang mereka untuk bersekolah. Kita dapat juga melihat bahwa wilayah seperti Papua masih kekurangan tenaga kerja guru dan juga guru yang berkualitas. Seperti contohnya, guru di Papua yang mengajari bahasa inggris di sekolah, tetapi guru tersebut belum terlalu menguasai di bidang pelajaran itu. Bapak presiden kita yaitu Jokowi juga berpendapat bahwa pendidikan yang ada di Indonesia sangatlah kurang. Hal ini bertolak belakang dengan sila ke 5 pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia". 

Dalam menjalani aktivitas keseharian, kita harus bertumpu pada sila-sila yang ada pada  pancasila. Begitu juga dengan pendidikan yang ada di Indonesia, pendidikan yang ada di Indonesia ini haruslah merata agar tidak adanya kesenjangan pendidikan yang menyebabkan ketidakadilan. Tapi tindakan nyata dari pemerintah sendiri masih sangat kurang dalam menghadapi masalah tersebut.

Berita yang akhir-akhir ini sedang panas diperbincangkan adalah isu mengenai datangnya pekerja asing dari Cina ke Indonesia. Diketahui total pekerja asing yang ada di Indonesia ini mencapai 126 ribu orang atau meningkat 69,85 persen dibandingkan akhir 2016 sebanyak 74.813 orang. Mayoritas pekerja tersebut berasal dari China.2 

Pekerja-pekerja asing ini sangat diterima oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, sedangkan warga negara Indonesia sendiri belum tentu diterima oleh perusahaan-perusahaan tersebut. 

Hal ini bertentangan dengan UU no 13 tahun 2003  yang berisi tentang tenaga kerja Indonesia harus lebih diutamakan atau diprioritaskan, untuk mengurangi kesenjangan social.

Tetapi dengan adanya pekerja asing ini, rakyat Indonesia bisa mengambil sisi positive yang dimana kedatangan tenaga kerja asing ini dapat menyumbangkan ilmunya kepada tenaga kerja Indonesia. Yang dimana, hal ini dapat mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia.

Dalam mengurangi kesenjangan sosial yang ada di Indonesia, banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Contohnya:
1. Pembangunan sekolah di wilayah- wilayah pelosok
2. Pembagian buku pelajaran secara gratis.
3. Pembagian alat-alat tulis secara gratis
4. Melakukan aktivitas seperti mengajar anak-anak pinggir jalan
5. Pemenuhan kebutuhan guru di berbagai pelosok daerah
6. Peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan3

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun