Mohon tunggu...
Fammi Septiani
Fammi Septiani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masyarakat dalam Situasi Pelik di Masa Pandemi

5 Juni 2020   09:27 Diperbarui: 5 Juni 2020   09:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua berawal dari kecilnya virus hingga besarnya dampak yang diterima. Dapat disebutkan Covid 19 yang menjadi pagebluk dalam beberapa bulan terakhir. Tidak hanya orang kalangan atas yang susah akan kegiatan yang mereka lakukan, namun semua tanpa kecuali terkena dampak pandemi ini. Sudah berapa nyawa tertindas akan Covid-19 dan banyak sekali dampak dari mewabahnya virus corona ini. Banyak upaya yang dijanjikan oleh pemerintah, tidak sedikit pula kegagalan yang dijanjikan akan terwujudnya. Memang sulit dipungkiri jika sesuatu yang tidak baik akan hilang sekejap mata dari semua ini.

Banyak kebijakan dari pemerintah daerah maupun pusat yang dibuat berdasarkan apa yang mereka putuskan. Seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), karantina, hingga psychal distancing. Banyak dari kaum yang kurang sependapat dan ada juga yang menyetujui akan hal tersebut. Memang orang-orang yang lebih memilih #dirumahaja merasa dirinya aman. Namun satu bulan, dua bulan terlewati tidak semakin melandai kasus di negeri ini. Hingga pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat sudah tidak sabar akan buah dari #dirumahaja. Hingga memasuki bulan ketiga sudah puluhan ribu kasus di Indonesia yang terdapat kasus Positif dari Corona yang berasal dari Wuhan ini.

Persembahan dari masyarakat yang tertib dan waspada adalah ia yang bersedia di rumah saja degan mengerjakan segala sesuatu di rumah seperti kerja dari rumah, mengajari anak-anak untuk stay at home dengan berbagai kegiatan. Sehingga para orang tua memberi fasilitas yang cukup dan layak untuk membuat anak-anak lebih nyaman dan aman di rumah. Namun tidak semua orang tua mengajari anaknya dengan sedemikian rupa. 

Banyak terjadi di jalan-jalan ketika hendak memasuki hari raya Idul Fitri kemarin dijumpai satu keluarga dan beberapa lainnya melakukan tindakan kecurangan untuk memaksakan diri pulang ke kampung halaman sedangkam dalam waktu bersamaan telah dihimbau untuk stay at home atau tidak mudik ke kampung halaman terlebih dahulu hingga waktu yang belum ditentukan.

Sulitnya kesadaran dari diri sendiri yang membuat belum melandainya angka kasus positif dari virus corona/ Covid 19. Yang sebelumnya diprediksi bahwa bulan Juni sudah bisa berjalan dengan baik, namun pada akhir Mei hingga saat ini belum terwujudnya dari prediksi tersebut. Kegiatan belajar mengajar hingga para karyawan kantor saat ini masih stay at home untuk mengerjakan sesuatu yang dikerjakan dari rumah untuk memenuhi kewajiban sebagai pekerja dan anak sekolah.

Masyarakat meminta pemerintah menindak tegas kasus ini, namun ketika pemerintah menindak dan memberikan pengarahan masih banyak masyarakat yang menganggap sepele masalah ini. Sehingga tetap saja pemerintah yang dianggap tidak becus menangani masalah pandemic di Indonesia sendiri. Namun masyarakat tetap menyalahkan keadaan dan tidak mau menerima keadaan serta mematuhi aturan pemerintah untuk melindungi diri masing-masing untuk dirumah saja. Karena mereka menganggap dirumah saja membosankan sehingga mereka keluar rumah sekedar menghirup udara segar.

Saat ini telah berlaku New Normal yang dikeluarkan pemerintah baru-baru ini. Tidak semua tempat berlaku New Normal karena masih ada juga daerah yang masih dianggap zona merah atau disebut Kawasan terbanyak dari kasus/masyarakat dengan posotif virus corona dan lain sebagain ya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun