Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Penulisan Ulang Sejarah Kekerasan 1998: Politik Peringatan vs. Pelupaan Kolektif

26 Juni 2025   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2025   08:42 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerusuhan (Sumber gambar: Meta AI)

Dalam buku sejarah yang ingin menghapus luka lama, semoga kita tetap jadi penjaga ingatan --- bukan penandatangan lupa

Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan, dipimpin Fadli Zon, menggagas penulisan ulang sejarah Indonesia, termasuk menyertakan peristiwa prasejarah hingga era kekinian, dan menargetkan peluncuran menjelang 17 Agustus 2025.

Proyek ini didukung sekitar 100--113 sejarawan dan mengalokasikan dana Rp9miliar.

Tujuannya: menghapus bias kolonial, menekankan prestasi, dan memperkuat identitas nasional "Indonesiasentris"  .

Kontroversi pada Kekerasan 1998

Kekerasan Mei 1998: penjarahan, pembakaran, dan pembunuhan terhadap warga, terutama etnis Tionghoa --- merenggut sedikitnya ribuan korban, termasuk ratusan kasus pemerkosaan.

Fadli Zon menyatakan era reformasi dan peristiwa Mei 1998 akan disajikan kembali, tetapi hanya dua dari 12 kasus pelanggaran HAM berat yang diakui, dengan narasi lebih "positif" agar tidak memecah persatuan.

Perspektif Etis & Politik

Whitewashing risiko: Ada kekhawatiran proyek ini akan meminimalkan sisi gelap, terutama yang melibatkan aktor militer dan pelanggaran HAM berat.

Narasi pemenangan identitas nasional: Argumentasi menggunakan persatuan dan kebanggaan bisa menutupi proses akuntabilitas, padahal pengakuan menyeluruh atas kekerasan penting bagi rekonsiliasi .

Implikasi Historis dan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun