Mohon tunggu...
Fakhru Amrullah
Fakhru Amrullah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fakhru Amrullah

Selatpanjang, Kepulauan Meranti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hasil Pilkada 2018, 2019 Tidak Hanya Milik Demokrat, PDIP atau Gerindra

30 Juni 2018   16:54 Diperbarui: 30 Juni 2018   19:09 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari 17 daerah Provinsi dan 154 Kabupaten dan Kota. Tidak adak koalisi yang bersifat tetap. Sebagai contoh di pulau jawa. di Jawa Timur PDIP berkolaisi dengan Gerindra bersaing dengan  Koalisi Partai Demokrat. di Jawa Tengah Partai Demokrat berkoalisi dengan PDIP dan berhadapan dengan paslon yang diusung Gerindra.  Terkahir di Jawa Barat, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan Demokrat, PDIP dan Gerindra membentuk koalsi sendri.

Hal yang menarik dari koalisi diatas, diatara Partai Demokrat, PDIP dan Gerindra hanya bisa menang pada satu daerah provinsi dari 5 daerah lumbung suara nasional. Diantaranya Demokrat di Demokrat di Jawa Timur, PDIP di Jawa Tengah dan Gerindra di Sumatera Utara.

Faktor figur

Apapun analisis yang dibuat oleh analis dan pakar politik, tidak bisa menggeneralisir bahwa menang di Pilkada 2018 berarti meneng di Pemilu tahun 2019. Masyarakat kini sudah mulai cerdas dengan memilih berdasarkan firgur. Jika Parpol tertentu menang pada Pikada 2018, bukan berarti masyarakat tersebut memilih Parpol atau koalisi parpol tersebut, melainkan Paslon yang di usung Parpol tersebut dianggap masyarakat baik dan mampu memimpin daerahnya.

Bagaimana hubungan antara hasil Pilkada 2018 dengan Pemilu tahun 2019? Jawabanya, tergantung pada masing-masing Parpol dalam menghadirkan calon legislatif dan calon presiden yang benar-benar dapat meyakinkan masyarakat bahwa mereka yang mempunyai kapabilitas dan layak untuk dipilih menjadi wakil rakyat dan pemimpin untuk 5 tahun mendadang.

Pada akhir tulisan ini penulis ingin sedikit memberikan alternatif sudut pandang politik bagi pembaca. Bahwa ditahun politik akan banyak strategi penggiringan persepsi dalam rangka mempengaruhi ruang sadar masyarakat untuk selalu mengarahkan pada partai politik tertentu.  Dengan hasil yang telah kita lihat pada Pilkada 2018 ini tidak ada satu partai yang dominan. Ada satu partai menang di satu daerah lalu bisa kalah di darah lainya.  Selanjutnya partai pemenang tersebut juga melakukan koalisi bersama partai lainya.  Sebagai penutup kita mendapat kesimpulan hasil dari Pilkada 2018 tidak bisa menjadi gambaran hasil di Pemilu ditahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun