Mohon tunggu...
Fakhri Furqoni
Fakhri Furqoni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Bukan untuk eksistensi, tapi untuk memberi arti.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar sebagai Program Solutif bagi Pendidikan Indonesia pada Masa Pandemi

31 Oktober 2021   15:50 Diperbarui: 31 Oktober 2021   15:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 yang sudah melanda seluruh dunia maupun Indonesia dua tahun belakangan ini, mengakibatkan berbagai macam dampak didalam aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang paling terdampak adalah Pendidikan, dimana di Indonesia sendiri lembaga pendidikan yaitu sekolah baru dibuka 30 Agustus 2021 sesuai keputusan Kemendikbudristek. 

Dimana berarti selama dua tahun, dunia pendidikan mengalami gangguan karena tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka seperti pada masa sebelum pandemi covid-19. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa untuk mecegah penyebaran covid-19, pemerintah menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai aplikasi. Tentu kegiatan belajar mengajar sangat jauh berbeda ketika tatap muka langsung dengan hanya melalui aplikasi dan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Bisa dibilang Pembelajaran Jarak Jauh tidak begitu efektif didalam pelaksanaan pendidikan, ada beberapa aspek-aspek pendidikan yang tidak bisa tercapai ketika PJJ. Dan memang PJJ tidak dapat menggantikan sepenuhnya pembelajaran tatap muka seperti biasa secara langsung. 

Hal tersebut dapat kita lihat dari kurangnya murid untuk mendapatkan aspek afektif dan psikomotorik didalam pembelajaran serta kemampuan interpersonal peserta didik menjadi kurang terasah karena hanya mendapatkan interaksi secara maya atau memakai aplikasi. Tentu hal ini membuat generasi yang saat ini mengenyam bangku sekolah  menjadi kurang mendapatkan pendidikan dengan baik.

Maka dari itu dengan kondisi seperti ini, pemerintah yakni Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi membuat sebuah terobosan yaitu Program Kampus Mengajar. 

Kampus mengajar sendiri adalah salah satu bentuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kemendikbudristek yakni berupa program mengajar di yang memberdayakan mahasiswa seluruh Indonesia. Dimana mahasiswa membantu proses administrasi dan kegiatan belajar mengajar pada level Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang memiliki akreditasi C diseluruh Indonesia. 

Kampus mengajar sendiri sudah masuk ke angkatan kedua pada saat ini. Dilansir pada dikti.kemdikbud,.go.id, pada angkatan pertama Kampus Mengajar sebanyak 14.621 Mahasiswa yang berasal dari 360 perguruan tinggi menyasar kurang lebih 4.010 Sekolah Dasar (SD) dengan rata-rata akreditasnya C di 458 Kabupaten dan kota yang ada di 34 provinsi di Indonesia.

Sekolah dengan akreditasi C tentu kurang memiliki sumber daya yang memadai dalam adaptasi teknologi dan administrasi pada masa PJJ ini. Begitupun peserta didiknya, rata-rata memang tidak memiliki sumber daya yang memadai pula dalam menunjang PJJ seperti handphone, laptop, dan lain sebagainya. 

Maka dari itu program ini hadir sebagai solusi bagi sekolah SD dan SMP yang terdampak pandemi dengan memberdayakan mahasiswa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah untuk membantu guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, adaptasi teknologi dan administrasi manajerial di tenngah masa pandemi Covid-19. 

Dimana mahasiswa yang ikut bergabung dalam program kampus mengajar ini membuat banyak variasi dan kreatifitas dalam pembelajaran di sekolah-sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa lebih efektif dengan berbagai konsep pembelajaran yang variatif dan menyenangkan serta peserta didik lebih bisa memahami materi pembelajaran walaupun ditengah masa pandemi seperti ini.

Di daerah-daerah dengan angka covid yang rendah juga beberapa mahasiswa sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung tentu dengan protokol kesehatan yang ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun