Badut ini melawak dengan profesi yang melekat kepada diri justru ketika harapan dari orang-orang sangat tinggi untuk melakukan hal-hal yang positif.
Jika di masa Yunani Kuno dan Romawi Kuno para badut berasal dari orang-orang yang  melucu untuk menghibur orang kaya stres dan mencari nafkah. Maka berbeda dengan badut zaman sekarang yang hidup mewah namun buat penonton stres dan sengsara dengan akting kelucuan itu.
Pun, badut itu, memoles wajah dengan bedak setebal-tebalnya sehingga susah diterka, apakah sedih atau gembira melihat kesengsaraan penonton.
Sedangkan pakaian yang dikenakan adalah jas berdasi mengkilap yang buat silau mata penonton. Tempat pertunjukan badut ini bukan lagi di jalanan namun di ruangan ber AC, di mimbar-mimbar, layar televisi, dan di koran-koran. Badut, kan?
JR
Curup
18 Oktober 2020
[Ditulis untuk Kompasiana.com]