Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari Mana Memulai Menulis?

2 Juni 2020   18:09 Diperbarui: 2 Juni 2020   18:16 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pixabay.com

 

_Mulailah menulis dari apa yang dirasakan/dialami bukan dari apa yang dipikirkan_ Dorothea Rosa_

_Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian_Pramoedya Ananta Toer_

Baca dan Tulis; Pengalaman dari Seorang Teman

Sebut saja nama teman ini Lamaj dan sedari kecil memiliki sifat pemalu, tertutup diri (introvert), dan kurang percaya diri. Di kala duduk di kelas empat sekolah dasar dan bersama beberapa orang teman menaiki mobil angkot dan turut serta bergelantungan di pintunya padahal hari hujan. Ketika bergelantungan itu, pegang tangan kurang erat dan jatuh dengan kepala belakang menghantam aspal.

Usai dirawat beberapa hari sembuh dan merasa diri biasa saja dan berbicara seperti biasa namun tanpa disadari mengalami kesulitan pelafalan huruf konsonan seperti huruf B, P, K dan lainnya. Kita menyebutnya dengan gagap. Sudah sering berobat ke dokter saraf namun gagap tak mau hilang.

Gagap ini terbawa sampai usia SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Di kala SMA, ada seorang teman dari Lamaj ini bernama Amrizal yang suka membaca buku dan Majalah Sabili di dampingi sebuah kamus dan menuliskan hasil dari yang dibaca serta empat kali dalam seminggu usai pulang sekolah mendatangi taman bacaan untuk membaca komik.

Apa yang dilakukan teman itu dan apa yang pernah dilakukan Ayah kala Lamaj kecil yaitu beli dan baca buku buya Hamka, Seri Khutbah Jumat, Majalah Panji Masyarakat menginspirasi si Lamaj ini untuk sering membaca tapi belum diiringi dengan menulis dari apa yang dibaca. Menulis hanya di diary saja tentang apa yang dialami di keseharian.

Ketika baru berkuliah di perguruan tinggi dan di dalam kelas ada beberapa teman yang aktif ngomong kala berdiskusi. Si Lamaj ini hanya jadi pendengar setia dan belum ikut nimbrung karena gagap tadi. Maka 'pelarian' yang dilakukan Lamaj dengan sering mendatangi toko buku Gramedia Padang, membeli buku dan membaca.

Membaca dan mulai coba menulis apa yang telah dibaca mulai dilakukan. Ini mendorongnya untuk berani bicara di dalam kelas ketika berdiskusi walaupun dengan terbata-bata atau gagap. Kemudian bersama-sama teman dari alumni sekolah mulai menerbitkan Jurnal Hikmath. Dan memberanikan diri untuk sering berbicara di depan umum.

Keberanian mulai berbicara baik di dalam kelas ataupun di depan umum karena di dorong oleh membaca dan menulis. Membaca buat diri kita --biasanya-- berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara dan merunutkan secara baik dan teratur apa yang ingin disampaikan sedangkan menulis menajamkan kata-kata kala diungkapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun