Pengetahuan Kebencanaan: Sebuah Catatan Kecil di Hari Kesiapsiagaan Bencana (26 April 2007-26 April 2020)

Kita tidak bisa menghentikan bencana alam, akan tetapi kita dapat mempersenjatai diri dengan ilmu pengetahuan. ~ Petra Nemcova

Pembuka Kata

Setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Sebab di tanggal 20 April itulah disahkan Undang-Undang No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Hari Kesiapsiagaan Bencana ada karena negeri ini berada di rawan bencana. Ironisnya, sebanyak lebih dari 254 juta jiwa penduduk Indonesia justru berdomisili di daerah rawan.  

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 90% wilayah Indonesia merupakan rawan bencana banjir, gunung meletus, dan gempa bumi. Dan 90% itu di pulau Jawa dan Sumatera sedangkan 10% di pulau Kalimantan dan Papua.

Beberapa hari ini dan hari mendatang tampaknya beberapa desa dan kelurahan di Kabupaten Rejang Lebong harus bersiap hadapi bencana banjir. Hujan di bulan April sesuai prediksi BMKG  terjadi di Rejang Lebong dengan intensitas sedang-lebat. Tiada seorangpun mau di datangi bencana namun kala ia datang kita mesti hadapi dan bersiaga.

Menghadapi Bencana dengan Ilmu Pengetahuan dan Manajemen Bencana

Tanggal 23/4/2020 Kabupaten Rejang Lebong dengan beberapa desa dan kelurahan dilanda banjir bandang. Desa Kesambe Lama, Desa Kesambe Baru, Kelurahan Dusun Curup,  Kelurahan Talang Benih, Desa Duku Ilir, Kelurahan Karang Anyar, dan Desa Kampug Delima.

Jam 3 malam hujan turun dengan intensitas lebat dan terjadi banjir bandang pukul 06.30 pagi. Banjir bandang ini hancurkan beberapa rumah warga, sawah, tambak ikan, kebun sayuran dan tiada korban jiwa.

dokpri

dokpri

Ilmu pengetahuan dapat diartikan dengan pengetahuan yang diperoleh seseorang setelah melakukan penelitian.

Sedangkan tujuan ilmu yaitu manusia mampu menjelaskan apa yang terjadi (eksplanasi), manusia mampu memperkirakan (prediksi) apa yang akan terjadi setelah melihat gejala-gejala.