kau rindukan kekosongan.
Novel berjudul Wasripin dan Sutinah menyajikan orang-orang kecil lagi lemah yang menjadi korban keganasan Orde Baru atas nama stabilitas. Untuk menghilangkan eksistensi Wasripin yang jadi panutan warga kampung maka fitnah keji dilancarkan bahwa Wasripin dianggap ekstrim kanan dengan menjadi Komandan DI/TII Pantura.
Akhirnya, Kuntowijoyo dengan sastra profetik yang coba ia kenalkan kepada masyarakat memiliki peran penting untuk tumbuh kembang sastra setelahnya.Â
Tantangan sastra setiap generasi tentu berbeda-beda. Teks, konteks dan pembaca menjadi hal penting yang perlu diperhatikan untuk kemunculan sebuah karya. Kuntowijoyo  dan yang segenerasi dengannya menanam benih-benih dan mengembangkan sastra untuk menjawab kegelisahan-kegelisahan rakyat ketika itu. Bagaimana dengan sastra saat ini?
Jamal Rahmat
Curup
03/03/2020
[Di Tulis untuk Kompasiana]