Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Gerak

16 Februari 2019   15:00 Diperbarui: 16 Februari 2019   15:32 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com

Berpikir liar bukan bersikap liar_JtR_
Filsafat secara sederhana diartikan dengan berpikir menggunakan akal secara mendalam untuk diketahuinya hakikat sesuatu.

Berpikir secara mendalam agar diketahui hakikatnya sesuatu itu maka mensyaratkan kepada ciri-ciri berpikir filsafat atau berpikir filosofi yaitu; Pertama. Berpikir radikal atau mendalam sampai kepada inti. Kedua. Berpikir menggunakan akal (rasional) ketika mempertimbangkan dan memutuskan serta logis. Ketiga. Berpikir komprehensif, melihat satu hal dari berbagai sudut pandang agar tahu tindakan tepat yang diambil.

Jika merujuk kepada judul diatas maka ia adalah berpikir secara mendalam untuk mengetahui hakikat gerak dan tujuan/mengapa bergerak dan meneropongnya menggunakan ciri-ciri berpikir filsafat (filosofi) seperti diatas atau dapat juga mencari makna gerak hewan dan manusia.


Gerak pada Hewan dan Manusia


Hewan jangkrik. Di suatu malam seorang abang sekaligus teman bagi saya bernama Zelfeni Wimra (ZW), berujar tentang hewan yang dimalam hari membunyikan suara krik, krik, krik dan kita menyebutnya jangkrik. Ujarnya lagi cobalah genggam ia dengan kuat maka jangkrik akan terus bergerak untuk mencari cara supaya keluar dan lepas dari genggaman tangan.

Jangkrik yang selalu mencari cara dalam keterbatasan untuk menjadi tidak terbatas. Bergerak, bergerak, bergerak. Pada hewan bergerak berdasar insting.

Manusia adalah makhluk yang bergerak juga namun secara sadar dengan akal budi dan memiliki tujuan. Ini yang membedakan manusia dengan hewan.

Hakikat gerak pada manusia ialah menghasilkan karya nyata agar hidup jadi bermakna. Ketika manusia tak bergerak maka ia bagaikan air sumur yang tak ditimba airnya selama satu tahun maka ia membusuk.

Tujuan/mengapa manusia bergerak untuk mencapai kenyataan sepenuh-penuhnya dan dalam aktivitas bergerak pula manusia mengadakan diri tidak seperti dalam keadaan secara intelektual, melainkan  berkarya nyata, sehingga ia memandang dirinya sendiri dalam dunia yang diciptakan sendiri.

Curup
16.02.2019.

Taman Bacaan
Andi Muawiyah Ramly. Peta Pemikiran Karl Marx: Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis. LkiS. Yogyakarta. 2000.


Jo Hann Tan dan Roem Topatimasang. Mengorganisir Rakyat: Refleksi Pengalaman Pengorgaisasian Rakyat di Asia Tenggara. SEAPCP-ReaD. Yogyakarta. 2003.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun