Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Curhat | Berkabung

26 Mei 2020   18:50 Diperbarui: 26 Mei 2020   18:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedih bukan main, bingung dan ya merasa stuk dan bersalah. Berita yang saya terima di hari kedua lebaran jika Mamah saya meninggal dunia. 

Saya memang tahun ini tidak pulang kampung baik ke Kuningan ataupun Semarang tempat sekarang dia tinggal. Selain memang sedang tidak ada budged juga sedang dilakukannya PSBB hampir disemua wilayah yang pasti akan terlewati sampai Semarang. 

Saya sedih hanya dapat menyaksikan Prosesi pemakaman dari rekaman salah satu saudara, saya sedih. karena yang ada disemarang hanya adik bungsu dan kakak saya saja. Saya dan adik saya tidak dapat hadir mengantar Mamah ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Memang meninggal tidak pernah ada yang mengetahui pastinya. Jika dipikirkan saya memang mengalami firasat tentang kepergiannya justru tepat setelah beliau meninggal. Firasat dalam bentuk mimpi sebelum lebaran, tetapi saya agak tidak memikirkannya karena mimpi tersebut agak terbilang Absurt. 

Mamah adalah sosok yang bawel berfikir sempit, sok tahu dan semau dia sendiri. Kadang suka punya pemikiran nyeleneh. Tapi dibalik itu dia punya sifat yang baik dan dermawan yang menurut saya kadang agak lebay. Mamah sosok yang punya kesan tersendiri dalam hati saya. Saya memang tidak terlalu dekat dengannya karena sedari kecil sampai lulus SMA tidak pernah tinggal bersama. 

Mamah juga dalah pejuang tangguh yang menghidupi saya sedari saya kecil. Saya tidak akan sanggup membalas semua kasih sayang nya selama ini. Mamah dan Bapak sudah pergi, saya agak terpukul dengan keadaan ini. Dihari ini mungkin kesedihan itu datang perlahan tapi kedepan rasa kehilangan akan lebih terasa.

Saya sayang kepada Mamah dengan bentuk kasih saya anak pada umumnya. Mamah saya memang jauh dari sempurna, tapi dari sana banyak hal yang telah kita lalui bersama. Dan yang saya sesalkan adalah saya tidak terlalu banyak membuat hal hal yang indah dengannya. Salah satu penyesalan saya, dua lebaran ini memang tidak mudik dan bertatap muka langsung.

Mamah sakit struk semanjak Bapak meninggal, mungkin karena itu beliau jadi sering merenung dan agak kesepian. Selain saya dan adik adik bekerja, Kakak dan adik bungsu memang tinggal di semarang. Setalah sakit Mamah tinggal di semarang sampai akhir hayatnya. Padahal Mamah ingin sekali jika berpulang di bumikan di dekat makam Bapak di Kuningan. Memang tidak terkabul karena keadaan ini. Semoga Mamah dan Bapak bisa bertemu kembali di Syurganya Allah kelak.

Mamah dan Bapak merantau dijakarta, sebetulnya memang Almarhum Bapak asli Jakarta, hanya saja beliau di asuh dan dibesarkan oleh Kakek dan Nenek saya yang memang asli dari Kabupaten Kuningan. Saya dibsarkan di kuningan, baru setelah SMA merantau juga ikut orang tua sembari kuliah juga hingga kini bekerja.

Ada banyak narasi kehidupan yang mewarnai hidup saya dengan mereka yang kini telah berpulang. ADa keriunduan yang mungkin bisa diungkapkan dengan bab-bab yang bahkan sulit dihitung lebarannya jika ditulis. Ada banyak kisah lucu, sedih, mark kecewa dan banyak juga yang menyenangkan yang saya lalui sampai merak pergi.

Setalahnya saya mesti berjuang untuk memuliakan ORang tua saya yang telah pergi.Bagi rekan yang masih komplit orang tuanya, jadilah anak yang baik dan soleh solehah. Selalu doakan orang tua ya. Tetap semangat dan tetap berjuang, semampu kita untuk membahagiakan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun