Mohon tunggu...
Fajar Rohman
Fajar Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Jember

Sd N 06 setail MTs N Genteng Man 2 Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Meningkatkan Pemasaran Jamur Tiram di Desa Setail

6 September 2021   12:06 Diperbarui: 6 September 2021   13:21 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kantor kepala desa setail|Sumber : data primer/Dokpri

Nama            : Fajar Rohman
kelompok     : 5
Desa               : Setail
Kecamatan   : Genteng
Kabupaten    : Banyuwangi

Tematik        : Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19

DPL                 : Zahratul Umniyyah, S.S., M.Hum.

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Desa Setail merupakan bagian wilayah Kecamatan Genteng yang terbagi menjadi 7 Dusun 21 Rukun Warga dan  99 Rukun Tetangga yang sebagaian besar wilayahnya berupa area persawahan, dan selebihnya adalah berupa area permukiman, pekarangan, area fasilitas umum lainnya. Disamping itu perekonomian yang menonjol adalah di sektor pertanian dan sektor informal lainnya, dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani maka potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan, digali, dan dikembangkan di Desa Setail meliputi potensi sektor pertanian, sektor peternakan, juga sektor industri kecil / perdagangan.

Jamur tiram atau dengan nama latin Pleurotus ostreatus merupakan salah satu kelompok jamur yang sudah banyak dikenal karena bentuk dan ukuran tubuh buahnya yang sangat familiar di masyarakat. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang dapat dimakan (edible) dan memiliki rasa yang cukup khas. Jamur ini juga termasuk jamur kayu yang banyak tumbuh di pokok-pokok kayu yang lapuk dan dapat tumbuh tergantung dari sumber nutrien, suhu, kelembapan, air, cahaya, udara dan keasaman.          

Namun pada masa pandemi covid 19 ini memberikan dampak dari sektor penghasilan. Pemasaranya hanya dikirim ke pasar tradisional di kecamatan genteng dan disana sudah ada yang menampung hasil produksinya. Biasanya menjul kepasar di sore hari dan kadang pada malam hari. Harga jualnya kadang tinggi dan kadang juga turun serta bisa tidak laku

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun