Sedangkan peluang besar di era disrupsi agar tetap survive berdinamikan dalam perubahan zaman yang sedemikian rupa dan semata tidak membaggakan romantisme sejarah, tidak bisa tidak, pesantren harus berkomitmen dalam pengembangan dan penguasaan sains dan teknologi. Disamping "jejek intelektual" pesantren juga harus terus dilestarikan untuk memetakan identitas diri.
Atas dasar itulah, pesantren harus tetap menjaga basis spiritualnya yang kuat agar esksistensinya mampu bertahan dalam waktu, serta harus menguasai sains dan teknologi agar memiliki daya saing dan kolaboratif yang diperhitungkan. Oleh karenanya bulsit, bahkan mungkin utopis bagi sebagian kelompok yang memberi iming-iming "sistem khilafah" sebagai alternatif solusi ditengah capaian kemajuan sains dan teknologi untuk menggenggam kegemilangan peradaban jika dibenturkan dengan temuan Arnold J. Toynbee dalam bukunya A Study of Histori.