Mohon tunggu...
Inovasi

Perlunya Revolusi Mental Bagi Bangsa Indonesia

29 November 2016   18:54 Diperbarui: 29 November 2016   19:04 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Revolusi mental, sudah tidak asing lagi ditelinga kita ketika kata tersebut kita dengar. Yah semenjak pelantikan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden pada bulan Oktober 2014 lalu. Revolusi mental yang telah desampaikan oleh presiden Joko Widodo yakni bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang menurut pandangan beliau revolusi mental perlu diawali dari dunia pendidikan hal ini bukan tanpa alasan karena harkat dan martabat bangsa tidak bisa dilepaskan oleh yang namanya pendidikan.

Namun yang saat ini banyak menjadi perhatian banyak pihak adalah ketika Presiden mengusulkan agar di Sekolah Dasar 80% merupakan pendidikan karakter dan 20% adalah pengetahuan, dilanjut Sekolah Menengah Pertama pendidikan karakter diturunkan menjadi 60% dan pengetahuan menjadi 40%, dan pada Sekolah Menengah Atas, pendidikan karakter menjadi 20% dan Pengetahuan 80%. namun yang menjadi pertanyaan beberapa pihak adalah apakah langkah itu sesuai untuk merubah sikap masyarakat?

Kita semua tahu dan kita semua sadar akan menurunya karakter bangsa Indonesia pada generasi-genarasi muda saat ini. Hal ini dapat dengan mudah kita jumpai ketika kita melihat banyak anak-anak sekolah yang masih menggunakan seragam sekolah dan hanya ditutupi dengan jaket ataupun baju berkerah, yang tengah asik nongkrong pada saat jam pelajaran. Kita juga tidak bisa mengelak dengan perilaku anak-anak yang suka melakukan aktivitas negatif sebagai contoh tawuran, merokok, minum minuman keras dan cabut saat pelajaran. Hal seperti itulah yang harus kita benahi mulai dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar.

Dengan beberapa hal diatas kita bisa bandingkan perilaku pelajar, perilaku generasi penerus bangsa saat ini dengan generasi-generasi sebelumnya. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa penuruhan karakter ini juga merupakan kesalahan genarasi-generasi sebelumnya. Dimana generasi-generasi yang telah lalu tidak bisa ataupun tidak mampu untuk menyikapi suatu persoalan dengan kepala dingin dan tidak adanya filter yang berpengaruh  saat budaya-budaya dari luar secara bebas masuk kedalam bangsa ini.

Oleh karenanya bangsa ini memang membutuhkan suatu revolusi mental untuk merubah mindset dan habit atau kebiasaan yang merupakan sumber utama penurunan karakter pada generasi-generasi muda penerus bangsa Indonesia. Salah satunya yaitu melalui dunia pendidikan, kenapa dunia pendidikan? Karena salah satu faktor yang menentukan karakter dan kebiasaan seseorang adalah dilingkungan pendidikan. Hal ini dikarenakan lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya tehadap perkebangan seseorang. Sebagai contoh, ketika kita berada dilingkungan pendidikan kita akan menemukan orang-orang dengan beragam latar belakang yang mana pada saat itu orang tua tidak bisa selalu mengawasi gerak gerik anaknya disekolahan, kemudian pada lingkungan ini pula kita mulai menemukan teman-teman baru dan disinilah rentannya penuruan karakter terjadi.

Kenapa penurunan karakter terjadi saat mulai berteman? Bukan kah dengan berteman kita bisa belajar bersosialisai dan bukankah berteman itu wajar?

Berteman memang baik dan wajar namun, pada saat kita tidak bisa memilih teman yang sesuai hal ini lah yang bisa menjerumuskan kita pada kemerosotan karakter. Meskipun dalam berteman kita tidak boleh membading-bandingkan namun tanpa sadar kita melukan hal tersebut dan pada akhirnya kita hanya berteman pada salah satu sudut saja, bisa jadi kita berada dipihak yang benar atau mungkin kita berada dipihak yang salah.

Dari sinilah perlunya revolusi mental dibidang pendidikan yakni adanya pendidikan karakter. Hal ini perlu dilakukan karena dalam pendidikan karakter kita akan diajari tentang karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya sehingga kita akan dapat memahami tentang karakter bangsa dan bagaimana kita menyikapi sesuatu dalam mengambil tindakan yang berhubungan dengan kebiasaan atau tingkah laku. Dengan ini pula kita pun dapat lebih menyaring apa yang bisa kita tiru maupun yang tidak pantas kita tiru dalam sebuah pertemanan.

Sedangkan untuk keputusan presiden dengan menambahkan tentang pendidikan karakter sudah tepat namun alangkah lebih baiknya apabila penambahan pendidikan karakter ini tidak mengganggu proses pembelajaran yang lain. Karena dengan adanya tambahan pendidikan karakter ini terdapat beberapa mata pelajaran yang harus hilang dari beberapa sekolahan terutama pada Sekolah Menengah Kejuruan. Sedangkan ada beberapa mata pelajaran yang hilang tersebut merupakan mata pelajaran yang digemari atau paling banyak memberikan semangat mereka untuk sekolah semisal pelajaran Bahasa Jepang, IPA, Biologi dan beberapa mata pelajaran lainnya.

Jadi secara keseluruhan revolusi mental yang telah diutarakan oleh Bapak Presiden memang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, guna membentuk pribadi yang lebih baik dan memperbaiki karakter dan kebiasaan bangsa Indonesia untuk lebih mandiri guna kemajuan bangsa Indonesia sendiri. Dan hal ini sudah terbukti dengan semakin menurunya kasus tawuran antar pelajar meskipun masih ada segelintir kelompok yang masih melakukan hal-hal negatif seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun