Pada zaman dahulu para pelaut menentukan posisi kapal dengan membaring benda angkasa seperti Bintang dan benda darat seperti pulau. Dengan cara tersebut mereka berlayar sampai jauh bahkan mengelilingi dunia. Alat yang digunakan untuk membaring tersebut adalah Sextant dan azimuth circle yang terpasang dikiri dan kanan anjungan kapal.
Kemudian perkembangan tekhnologi pelayaran semakin maju. Di tahun 90an sewaktu belajar di Akademi Pelayaran, mata kuliah Penentuan Posisi mulai tidak begitu popular, Karena selain ribet, perhitungannya memerlukan waktu yang lama serta memiliki tingkat kesalahan yang tinggi juga karena sudah ada perlatan elektronik yang bernama Global Positioning System (GPS) yang sudah banyak dipasang dikapal-kapal milik perusahaan besar.
Alat ini dapat menentukan lintang dan bujur kapal secara real time dengan tingkat kesalahan yang kecil selain itu juga alat ini dapat menjadi penuntun perwira navigasi dalam pelayaran ke tempat tujuan. Namun demikian kami masih tetap harus mempelajarinya karena merupakan salah satu pelajaran yang diujikan.
Kemudian International Maritime Organization (IMO) Induk organisasi Pelayaran dunia memberlakukan peraturan yang mewajibkan semua kapal menggunakan Global Positioning System (GPS). Dengan begitu ilmu Penentuan Posisi Kapal dan Sextant, Azimuth circle perlahan mulai ditinggalkan.
Tidak berhenti sampai disitu saja, di tahun 2000an IMO kembali memberlakukan peraturan yang mewajibkan kapal-kapal tertentu untuk memasang Automatic Identification System (AIS). Alat ini tidak hanya enampilkan data kapal kita tetapi juga data-data kapal lain yang berada dalam radius hingga ratusan mil dari posisi kita juga secara real time.
Penggunaan alat-alat canggih ini selain sebagai Early Warning System juga sebagai pengaman bagi pemilik kapal karena keberadaan armadanya bisa terlacak setiap saat.
Namun demikian, perlalatan-peralatan tersebut harganya cukup mahal, sehingga menjadi kendala bagi pengusaha kapal dengan pendapatan kecil.
Dengan "Banjirnya" penjualan Smart Phone dan Tablet di pasaran, kendala tersebut dengan mudah dapat diatasi.
Salah satu perangkat lunak yang banyak digunakan untuk bernavigasi dilaut dan kompatibel dengan system Android adalah perangkat lunak Navionics. Aplikasi ini berbayar tapi sudah banyak tersedia di Black Market.