Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan kegiatan yang membutuhkan teknik-teknik tertentu. Apalagi terkait dengan komunikasi yang dilakukan antara konselor (dalam hal ini guru BK) dengan konseli (dalam hal ini para siswa). Memang akan lebih mudah ketika konseli datang pada konselornya lalu menceritakan semua kepentingan atau masalahnya tanpa ada yang ditutupi, lalu konselor mencoba memberikan feedbackuntuk membantu.
Namun bagaimana cara konselor membantu jika konseli hanya menceritakan sebagian atau bahkan tidak mau memberitahukan masalahnya pada konselor?
Maka, non teknik verbal bisa digunakan untuk mengatasi masalah ini. Apa itu teknik non verbal dalam proses BK?
Sebenarnya, teknik komunikasi konseling dibagi menjadi dua. Yaitu, teknik verbal dan non verbal.
- Teknik Verbal
- Adalah seni mendengar dan bertanya langsung pada konseli dengan memerhatikan penggunaan kata, waktu, dan jenis pertanyaan sesuai dengan respon yang diharapkan. Seperti saat hendak memulai konseling, konselor dapat menggunakan kalimat "Apakah yang saya dapat bantu?". Atau ketika ingin memberi feedback penerimaan pada pernyataan konseli dengan "Saya mengerti".
- Teknik Non Verbal
- Adalah cara berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata atau langsung dengan menggunakan pesan- pesan verbal. Yang termasuk dalam teknik non verbal meliputi: cara duduk, senyuman, anggukan kepala, mimik muka, dll.
Teknik non verbal akan lebih sering digunakan ketika mengadapai klien (konseli) yang tidak mudah untuk mengungkapkan masalahnya karena alasan tertentu. Strategi-strategi yang tepat diperlukan untuk memancing klien menceritakan masalahnya dengan membuatnya merasa percaya pada konselor. Untuk siswa perempuan, konselor dapat duduk di sampingnya menggunakan sentuhan-sentuhan seperti memegang tangan konseli, menepuk pundaknya, hingga memeluknya. Dan perlu diperhatikan, agar konseli putri juga ditangani oleh konselor wanita juga. Dan untuk laki-laki, dapat menggunakan pandangan mata, mimik muka, dan sikap.