Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mental Akan Luntur Karena Mentel

29 April 2017   01:17 Diperbarui: 29 April 2017   12:08 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbanyak bertukar pikiran akan menghilangkan beban mental

Umumnya manusia dibekali akal dan fikiran, pastilah memiliki beban didalam hidupnya, mulai dari beban internal, beban eksternal dan beban-beban lain, yang dirasakan manusiapun berbeda kadar kesulitannya, dan hal ini harusnya dihadapi dengan cermat untuk tidak melepas dan membiarkan beban bebas begitu saja, karena ada pelajaran berharga dibalik itu semua.

Sebagai manusia yang menjunjung tinggi nilai budayanya, mereka cendrung untuk lari dari masalah. Banyak manusia yang menghadapi hal ini. Contohnya saja disekeliling kita, banyak anak kecil yang tidak mau disuruh jika mendapatkan perintah dari kedua orangtuanya, terlebih perintah tersebut merupakan perintah untuk melakukan hal yang tidak disukainya, seperti belajar setiap hari, ada juga anak yang menghindar jika ditanya siapa yang memecahkan gelas didapur, padahal sianak sendirilah yang melakukannya. disini sudah mulai terbentuk wadah karakter yang sudah ditanamkan sejak kecil oleh lingkungan, sehingga naluri sianak berkembang untuk lari dari beban yang akan mendatanginya.

Menurut saya, Beban mental akan terasa berat jika ada faktor yang melekat pada diri kita belum terpenuhi, salah satu faktornya ialah:

Faktor kebiasaan yang dibiarkan

Orang tua sebagai pemberi pondasi awal untuk pendidikan anaknya cendrung membiarkan anak tersebut melakukan hal-hal yang membuatnya lari dari masalah, contoh sianak disuru membersihkan tempat tidurnya, tetapi sianak pergi begitu saja, kemudian orang tua membiarkan tugas itu terbengkalai, sehingga kebiasaan ini berlanjut terus, dalam kasus ini sianak akan merasa maklum jika tidak melakukan tugas-tugas rumah.

Faktor orang tua sebagai panutan

Sebagai panutan dalam keluarga seharusnya orang tua menjadi leader untuk membimbing anak-anaknya menjadi pribadi yang memiliki mental baja, sehingga masalah apapun, akan dihadapi sianak tersebut. Nah, jika orangtuanya tidak mampu melakukan hal yang baik sebagai contoh, maka sianak tidak perlu lama untuk meniru perilaku tersebut, karena sianak sebagai pemerhati tindakan orang tua, buat orang tua harus serba hati-hati, karena apapun yang kalian lakukan, maka hal itu akan terus dipantau oleh anaknya.

Faktor kasih sayang yang berlebihan

Kalau orangtua sayang, maka itu adalah hal yang wajar sekali, mengingat peran orangtua sebagai pembimbing buat anaknya, namun jika kasih sayang orangtua itu berlebihan akan membawa dampak yang berbeda juga, karena akan mempengaruhi perkembangan anak. Orang tua yang terlalu memanjakan anaknya juga akan mempengaruhi tanggung jawab sianak untuk patuh jika berada didekat orang tua saja.

Beban mental adalah sebuah tantangan dalam keluarga, jika tidak dilalui maka akan banyak pelajaran yang akan terlewatkan dengan sia sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun