Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori Ketuhanan

18 November 2018   11:39 Diperbarui: 18 November 2018   12:30 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Niat kita beribadah sudah barang tentu menjadi kebiasaan baik utntuk setiap harinya. Baik dirumah, dikantor, di tempat bermain, dimanapun kita berada, pasti niat untuk menggerakkan badan, melangkahkan hati untuk beribadah sangatlah besar. Ini bukan semata faktor kebiasaan kita saja. Ada hal yang lebih besar bermain disana, hati, jiwa, fikiran campur aduk merasakan ketakutan jika kita tidak lekas menyetor amal ibadah kita pada tuhan.

Jika manusia ditanyai,  apakah tuhan itu akan menghukumku dengan segala tindak tandukku?, maka tentu saja kita akan menjawab dari sudut pandang kita. Yaa, pasti Tuhan akan menghukum kita atas segala amal dan perbuatan yang mungkin kita lalaikan. 

manusia tidak luput dari yang namannya kesalahan, baik disengaja maupun tidak, terkadang bahkan kita enggan bertanya kepada orang lain yang lebih memahami ilmu ketuhanan dengan berbagai alasan. Alasan yang kita gunakan untuk menghindar dari masalah keagamaan, mungkin bisa kita karang bebas. Namun dimata Tuhan, kaki tangan pasti akan bisa dijadikan saksi yang penting. Karena lidah masih saja bisa berdusta.

Kita tidak munafik dengan berbagai alasan, kita rajin beribadah karena mengharapkan sesuatu yang dijanjikan tuhan dalam kitab suci. Ikhlas merupakan hal yang paling sulit kita terima, namun karena ketakutan dan anak fikiran yang bercabang-cabang, membuat kita semakin tidak yakin dengan kemampuan diri kita saat sedang, ataupun tidak melaksanakan ibadah. Ini wajib dijadikan pertimbangan, mengingat kita tidak melakukan sesuatu yang sia-sia, semua pasti harus ada balasannya dari apa yang kita harapkan, baik berupa sehat, maut, bahkan sampai jodohpun terkadang kita masih mengadahkan tangan kita dihadapanNya. Ini merupakan Do'a dan harapan yang kita inginkan dari Tuhan.

Manusia yang mengharapkan sesuatu dari tuhan, wajib juga melakukan apa yang diinginkanNya, ini merupakan kewajiban kita sebagai makhluk ciptaannya. Pada siapa lagi kita mengabdi, kalau bukan kepadaNya. Dan jangan sesekali menduakan Tuhan, karena manusia sekalipun tidak ada yang mau diduakan karena hati hanya tunggal, sulit terbagi. Begitu juga dengan Tuhan yang tidak ingin di sekutukan, bahkan kita menganggap ini merupakan dosa yang sangat besar dan paling besar bagi saya. Jika ditanya dosa yang paling besar, maka jawabannya adalah . men-sekutukan Tuhan.

Tuhan maha pengasih dan maha penyayang bukan?, bagaimana jika kita melihat cacing yang mendapat anugerah dari tuhan. Kita melihat rezeki dari seekor cacing yang diberikan tuhan melalui caranya yang berbeda, ini membuat kita terheran, bagaimana bisa seekor cacing mendapatkan makanan didalam tanah. Tuhan itu adil dengan segala makhluk ciptaannya, baik didalam tanah sekalipun.

Jika kita menelaah secara seksama, bagaimana mungkin ada makhluk hidup yang dapat bertahan didalam gelap dan sempitnya struktur tanah. Bukankah manusia akan mati jika antara cacing dan manusia bertukar posisi kehidupan. Jelas sekali manusia dan cacing merupakan kedua makhluk dengan jenis yang berbeda, baik dari segi mencari makan dan menjalankan kehidupan.

Agama manapun pasti mengajarkan kebaikan. Tidak ada manusia yang tidak baik pada umumnya. Semua manusia memiliki kemampuan untuk berbuat baik, walaupun itu sederhana sekali, seperti memberi senyuman. Tuhan menjanjikan surga bagi orang-orang yang selalu mengikuti aturan yang diberikan oleh tuhan, terkait masalah mau tidaknya kita mengerjakan perintah tuhan, dalam hal ini sebaiknya kita tanyak hati kita sebagai pusat yang paling mempengaruhi jiwa raga. Hati kita terpaut dengan kemampuan untuk melakukan hal-hal baik, jadikan diri kita terbiasa dengan kehidupan yang serba sederhana, serba baik sesuai kemampuan kita. Dan intinya kita sudah berusaha untuk menjadi sesuatu yang paling baik dimata Tuhan.

Berlombalah dalam hal kebaikan. Karena baik dan buruk, mau sekecil apapun, mau sebesar apapun, mau setinggi apapun, pasti tuhan tidak lupa dengan apa yang telah kita kerjakan demi menabung amal kebaikan dengan bonus tentunya.

Tuhan dan harapan memang berdekatan dengan setiap usaha do'a kita, kita selalu berharap denganya dengan meminta dengan segala daya upaya, dengan do'a yang tidak pernah kita lupa ketika beribadah. Harapan kita selalu dengan bumbu keindahan untuk mempengaruhi sang maha tinggi mengabulkan keinginan dan harapan yang kita utarakan. Tuhan selalu mendengar apapun yang kita upayakan untuk dunianya. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan, kebaikan yang diuji dengan keburukan. Itulah sifat alamiah dunia ini. Apa yang kita minta dan apa yang kita perlukan sesaat, selalu tidak sejalan dengan garis pemahaman yang kita terima.

Tuhan maha pengasih dan penyayang dengan segala upaya dan keinginan kita berharap atas segala keinginan. Semoga kita menjadi manusia yang memberi dan meminta harapan dengan kesungguhan tanpa mengaharap sesuatu yang dilebihkan. Pas, sesuai porsi kita sebagai manusialah yang semestinya kita harapkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun