Mohon tunggu...
FAISAL ANWAR
FAISAL ANWAR Mohon Tunggu... Penulis

ISLAMIC ECONOMICS

Selanjutnya

Tutup

Financial

Raksasa Syariah Milik Bank Konvensional : Berkah atau dilema Tersembunyi BSI ?

18 September 2025   21:32 Diperbarui: 21 September 2025   13:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Analogi sederhananya begini: Bayangkan sebuah restoran dengan sertifikasi halal paling ketat. Semua bahan dan proses masaknya dijamin suci. Namun, ternyata pemilik restoran itu adalah pengusaha peternakan babi terbesar di negeri itu. Apakah Anda akan 100% nyaman makan di sana?

Menimbang antara kepatuhan formal dan kemurnian etis dalam model bisnis perbankan ganda.

Pertanyaan ini bukan untuk meragukan kehalalan produk BSI yang sudah diawasi Dewan Pengawas Syariah (DPS). Namun, ini tentang filosofi dan etika bisnis yang lebih dalam. Sejauh mana "roh" syariah bisa meresap dalam budaya perusahaan jika tone from the top—yaitu para pemegang saham pengendali—berasal dari dunia yang filosofinya berbeda?

Dilema #3: Pedang Bermata Dua bagi Keberlanjutan Bisnis

Struktur kepemilikan ini ibarat pedang bermata dua.

Sisi Tajam (Berkah):

  • Akses Modal Raksasa: BSI tidak perlu pusing soal modal. Induknya siap menyuntikkan dana kapan pun dibutuhkan.

  • Jaringan Luas: BSI bisa memanfaatkan jaringan ATM dan infrastruktur teknologi canggih milik induknya.

  • Transfer Pengetahuan: Pengalaman dan keahlian dari bank-bank konvensional yang sudah matang bisa diadopsi.

Sisi Tumpul (Risiko):

  • Kanibalisasi Pasar: Alih-alih mencari nasabah baru, ada risiko BSI hanya akan memindahkan nasabah dari induknya, tanpa benar-benar memperluas pasar syariah.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun