Mohon tunggu...
FAISAL AKBAR
FAISAL AKBAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UINSU, AKUNTANSI SYARIAH 2018

Saya mahasiswa AKUNTANSI SYARIAH dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Tahun 2018. Saya lahir di kabupaten asahan kecamatan sei kepayang barat desa Sei serindan dusun III.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Vaksinasi dalam Pemutusan Rantai Penyebaran Covid-19

12 Agustus 2021   16:00 Diperbarui: 12 Agustus 2021   16:06 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: KKN DR 104 UINSU

Pulau  Rakyat Tua, Asahan (8/08), sampai saat ini pandemi virus corona belum juga berakhir. Untuk menekan rantai penularan COVID-19 yang terus bertambah, pemerintah memberikan kebijakan wajib vaksin tanpa dipungut biaya. Pemberian wajib vaksin ini merupakan solusi yang dianggap paling tepat untuk mengurangi jumlah kasus yang terjangkit positif virus COVID-19.

Sejak vaksin COVID-19 tiba di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang belum setuju akan anjuran pemerintah untuk menjalani vaksinasi COVID-19. Padahal, pemberian vaksin ini sangatlah penting, bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari COVID-19, tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi negara yang terkena dampak pandemi.  

Meski begitu, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa masih banyak terdapat kelompok yang juga menolak akan adanya vaksinasi terhadap semua lapisan kelompok masyarakat. Kelompok-kelompok yang menolak akan adanya program vaksinasi memiliki berbagai latar belakang alasan, mulai dari alasan kekhawatiran kesehatan hingga alasan agama. Dimulai dari alasan kekhawatiran kesehatan, yang mana terdapat beberapa kelompok yang memiliki latar belakang berbeda.

Yang pertama adalah dikarenakan adanya kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kematian atau korban dari vaksin. Hal ini dikarenakan oleh adanya kekhawatiran akan kurang baiknya tubuh dalam menghadapi vaksin  yang justru akan menyerang balik orang yang disuntikkan vaksin sehingga menimbulkan penyakit hingga kematian. Yang kedua, adanya alasan bahwa penyakit yang ingin dicegah sebenarnya sudah tidak ada lagi di kelompok masyarakat, yang mana dibuktikan dengan tidak adanya lagi kasus dari penyakit tersebut di tengah masyarakat.

Dalam rangka mendukung persiapan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, kelompok KKN DR 104 UINSU mengadakan sosialisasi vaksinasi dalam pemutusan rantai penularan COVID-19 ke masyarakat Desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat, Kab. Asahan. Acara sosialisasi tersebut bertujuan mengajak masyarakat agar tidak khawatir untuk wajib vaksin. Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19.

Sosialisasi vaksinasi COVID-19 belum tertangkap dengan baik oleh masyarakat Desa Pulau Rakyat Tua, diperlukan penguatan sosialisasi dan penyebaran informasi. Untuk lebih meyakinkan masyarakat, kami dari kelompok KKN DR 104 UINSU mengundang pemateri yang paham akan manfaat vaksin, yaitu kepala puskesmas Pulau Rakyat, Dr. Rahmat Abdi Sinaga.

Edukasi yang disampaikan oleh Dr. Rahmat Abdi Sinaga diantaranya mengenai pengertian vaksin, jenis vaksin COVID-19, memilih vaksin yang tepat, efek samping dari vaksin COVID-19, keuntungan vaksin COVID-19, cara kerja vaksin COVID-19, serta hal yang harus dilakukan setelah vaksin COVID-19.

“Dengan adanya sosialisasi rutin seperti ini, masyarakat dapat mengetahui vaksin COVID-19 yang diberikan oleh pemerintah terbukti aman dan salah satu upaya untuk melindungi masyarakat dan melindungi negeri. Selain itu, meski telah diberikan vaksin COVID-19 masyarakat diminta agar tetap mematuhi protokol kesehatan seperti 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak). Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat bisa yakin dan tidak ragu-ragu untuk melakukan vaksin,” ujar Dr. Rahmat.

Selain memperkuat penyebaran informasi dan sosialisasi vaksinasi COVID-19, pemerintah juga dianggap perlu memprioritaskan ketersediaan anggaran untuk memastikan kebutuhan vaksin tercukupi.

“Pelaksanaan vaksinasi juga perlu dilakukan secara transparan dan harus terus dimonitor serta dievaluasi. Pemda juga perlu menyusun strategi komunikasi yang mempertimbangkan keragaman kebutuhan informasi bagi masyarakat dan proaktif melakukan pendataan serta pendaftaran vaksin," ujar Dr. Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun