Mohon tunggu...
Fairuz ZabadiAsyrofany
Fairuz ZabadiAsyrofany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Pharmacy Student at Universitas Airlangga

Seseorang yang mencurahkan ide dan pikirannya melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjadi Seorang Vegan, Seberapa Baik?

9 Juni 2022   13:30 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:46 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber : everydayhealth.com

Ajakan untuk menjadi seorang vegan kini marak didengungkan, terutama oleh beberapa aktivis lingkungan luar negeri. Lewis Hamilton, pembalap Formula 1 yang telah meraih tujuh kali gelar juara dunia, merupakan salah satu diantaranya. Ajakan ini tentunya mendapat beragam tanggapan. Berbagai respon pro dan kontra pun bermunculan. Tak jarang, pertikaian dan saling hujat antara kalangan pro dan kontra terjadi, terutama di media sosial. Kampanye aktivis ini berisi ajakan untuk menjalani pola hidup vegan untuk menjaga kesejahteraan hewan yang kian dieksploitasi dan keseimbangan lingkungan.

Pola makan vegan sebenarnya merupakan salah satu jenis pola makan vegetarian. Di antara jenis-jenis pola makan vegetarian, vegan merupakan jenis pola  makan vegetarian terketat.  Pola makan ini meniadakan konsumsi makanan yang bersumber dari hewan sama sekali, termasuk produk olahannyanya seperti susu, telur, keju, hingga madu. Penganut pola makan ini hanya mengonsumsi makanan yang ditanam seperti sayur-mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Pola makan vegan memiliki beberapa manfaat. Apabila seseorang menjalankan pola makan ini dengan benar, ia bisa mencegah kolesterol tinggi di dalam tubuh. Pola makan ini juga dapat mengurangi risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan stroke.

Di sisi lain, pola makan vegan juga memiliki beberapa dampak negatif. Studi dari American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa diet vegan yang menghilangkan semua produk hewani dapat meningkatkan risiko defisiensi gizi tertentu.

Ketika menjalankan pola makan ini, pelakunya akan kehilangan nutrisi yang hanya terdapat dalam sumber makanan hewani, seperti vitamin B12, zinc, zat besi, dan asam lemak omega-3. Miley Cyrus, seorang penyanyi yang telah menjalani diet vegan selama bertahun-tahun, memutuskan untuk berhenti menjalaninya. Miley mengaku bahwa selama menjalani diet tersebut ia mengalami gangguan fungsi otak akibat kekurangan omega-3 dalam tubuh. Ia juga merasakan nyeri pinggul akibat diet vegan tersebut.

Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan seseorang mengalami anemia. Pengidap anemia rentan mengalami sariawan, kulit pucat, kesulitan focus, terganggunya penglihatan, serta perubahan cara bergerak dan berjalan.

Zat besi, vitamin B, dan zinc penting untuk menjaga pertumbuhan rambut. Seseorang yang  kekurangan zat-zat tersebut dapat berisiko mengalami kerontokan rambut. Seorang vegan yang berisiko kekurangan zat-zat tersebut ketika menjalankan pola makannya harus memperhitungkan dan mengganti kandungan bermanfaat tersebut seperti dengan mengonsumsi kacang kering dan sayuran hijau tua.

Pola makan vegan memang menawarkan banyak manfaat kesehatan. Namun, para penganutnya perlu menambah informasi dan pengetahuan mengenai pola makan ini agar tidak terjerumus dalam dampak negatif pada kesehatan. Pola makan vegan bukan sekadar mengonsumsi makanan yang bersumber dari tumbuhan, melainkan harus tetap memenuhi zat gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun