Mohon tunggu...
Fairuz Fatin
Fairuz Fatin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Suka menulis, suka jalan-jalan sendiri. Menulis di Kompasiana untuk menuangkan pikiran, pengalaman, dan cerita-cerita sederhana yang (semoga) bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Acara Bengong Bareng : Menjeda Sejenak Isi Kepala Untuk Lebih Memaknai Hidup

28 Juli 2025   12:04 Diperbarui: 29 Juli 2025   15:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini Kitabisa melaui Kitabisa Experience mengadakan acara Bengong Bareng, yups kalian tidak salah. Acara bertajuk Bengong Bareng mengusung tema Satu Jam Bengong Bareng : Pause, Breathe, Be.  Acara ini memberi ruang buat kalian yang sedang merasa penat dengan rutinitas sehari-hari. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juli 2025 ini memilih Gripa Studio di daerah Jakarta Selatan sebagai tempat berlangsungnya acara.  Walaupun sempat mendapatkan banyak komentar kontra, karena untuk bisa Bengong Bareng selama 30 menit ada harga yang harus dibayar sebesar Rp 85.000, tapi ternyata banyak yang antusias untuk mengikuti acara ini.Berbagai alasan kenapa mereka tertarik dalama acara ini, ada yang hanya sekedar ingin bengong, resfreshing dari penatnya rutinitas, healing karena menemukan kegagalan, mencoba sembuhkan luka sakit hati dan masih banyak alasan kenapa mereka mengikuti acara tersebut. Termasuk saya sendiri yang merasa acara ini sangat tepat untuk saya pribadi yang memang suka bengong ketika sudah sangat merasa lelah.

Pada sesi Bengong Bareng ini mengajak kita mengosongkan sejenak pikiran selama tiga puluh menit, tidak ada interaksi dengan siapapun, dengan social media dan lingkungan sekitar, hanya fokus bengong sambil menikmati alam sekitar. Kegiatan ini bukan hanya perihal tentang mengosongkan pikiran tapi mengajak kita untuk lebih mengenal diri sendiri, menjeda semuanya untuk lebih bisa menyentuh secara dalam apa yang kita rasakan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Pada sesi grounding journal juga kita diajak untuk mengakui perasaan apa yang sedang kita rasakan, lewat aroma, rasa dan sentuhan yang membangkitkan memori kita akan suatu hal. Kita juga diajak untuk belajar merelease apa yang kita rasakan dengan journaling. Moment haru pun tercipta saat kita bisa saling berbagi berbagai pengalaman hidup masing-masing. Beberapa peserta dengan sukarela membagikan pengalaman-pengalamannya. Ada yang sedang berjuang dengan skizofernia, berjuang melawan rasa depresi dan harus bolak-balik ke psikolog, ada yang sedang patah hati, ada yang sedang berjuang menjadi single parent, dan tentunya masih banyak hal lagi. Satu hal yang bisa dipelajari, terkadang kita merasa beban kita lah yang paling berat, namun orang-orang yang datang di acara ini mereka datang dengan isi pikirannya masing-masing. Mereka orang-orang yang berusaha kuat menjalani hari-harinya, mereka orang-orang yang sedang belajar menerima masalah yang Tuhan berikan. Ada yang sedang difase bertanya mengapa harus menjalani beban ini, ada yang difase sudah mulai menerima dan yakin untuk bisa mengatasinya dan ada pula yang sudah di fase sudah melewati semuanya dan semakin memaknai apa itu makna masalah dalam hidup.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun