Berbicara tentang wajah, yang posisinya sebagai etalase bagi pemiliknya. Biasanya kalau wajahnya buruk, maka pemilik wajah tersebut cenderung akan menyembunyikannya. Kalau wajahnya mulus dalam rupa ganteng atau cantik, maka pemiliknya cenderung akan memamerkannya. Selain itu juga, bila ada satu hal yang memalukan, maka istilahnya yang digunakan adalah wajahnya tercoreng.Â
Ya, begitu lah wajah, selalu ditempatkan di depan. Maka jika pesantren tercoreng, Indonesia juga ikut tercoreng. Pesantren memiliki keharuman nama dan alumninya, Indonesia pun akan ikut merasakan wangi semerbak manfaat dari pesantren.Â
Tak berlebihan jika Pesantren dijadikan sebagai wajah Indonesia. Karena pesantren menjadi lumbung dalam mengkader masyarakat untuk menjadi masyarakat yang berperilaku seperti santri, artinya masyarakat yang memiliki aturan main yang dilandasi agama. Walaupun saat menjadi santri ada juga yang "nakal", namun senakal-nakalnya santri, ketika keluar dari pesantren akan selalu dinilai baik.
Ada satu contoh, bagaimana seorang santri ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau berinteraksi dengan orang yang dihormatinya, pasti akan bersikap dengan penuh penghormatan, seperti bersalaman, senyum sapa, atau sikap anggah ungguh lainnya yang mencerminkan penghormatan dan penghargaan. Tapi jangan ditanya saat kehormatan orang yang dihormatinya diciderai, maka bisa jadi seperti macan yang siap menerkam.Â
Harapan sebagian besar masyarakat dengan santri dan pesantren ini, semoga selalu menjadi wajah Indonesia yang menyejukkan setiap insan yang ada di dalamnya. Wajah yang ketika dipandang membuat hati tenteram dan bahagia, wajah yang menunjukkan bukti keramahan bukan wajah yang penuh dengan kemarahan.Â
Selamat Hari Santri Nasional, semoga santri bisa mandiri yang menjaga NKRI agar tetap hebat di mata bangsa sendiri dan dunia.Â