Mohon tunggu...
Fahry DzawilAlbab
Fahry DzawilAlbab Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa ekonomi

mahasiswa ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akankah Tren Pembayaran Secara Digital Merubah Perilaku Membayar Secara Tunai pada Saat dan Setelah Pandemi?

22 November 2020   12:51 Diperbarui: 22 November 2020   13:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun bergesernya prilaku penggunaan pembelanjaan masyarakat secara digital juga perlu di ikuti oleh produsen karena apabila konsusmen menginginkan melakukan pembayaran secara digital maka produsen perlu menyiapkan media pembayaran secara digital.

Bank Indonesia hadir melalui Qris membantu produsen dalam menyediakan transaksi pembayaran dengan Qris karena dengan menggunakan barcode Qris maka produsen akan di untungkan karena lebih murah. bank Indonesia membuat sistem pembayaran secara digital maka jawabanya perlu karena memudahkan bagi pedagang atau maerchant yang menggunakan digital wallet sebagai alat pembayaranya karena memiliki biaya MDR(merchant discount rate) 0,7% yang terbilang lebih kecil fibandingkan dengan menggunakan GPN.

namun dengan terjangkaunya biaya MDR tersebut seharusnya dilakukan pula gembar gembor promosi untuk menarik minat dari merchant untuk menggunakan Qris sebagai alat pembayran. 

Selain melakukan promosi perlu juga bagi Qris untuk memberikan penawaran penawaran yang menarik bagi setiap pelaku usaha seperti memberikan free biaya MDR untuk beberapa trnasaksi serta minimal teransaksi.

Untuk menjawab apakah akan merubah prilaku membayar secara tunai saat pandemic dan setellah pandemic, memang pada saat pandemic covid 19 banyak dari orang melakukan pembayaran yang secara digital yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran covid 19 namun apakah merubah pola prilaku membayar secara tunai jelas itu sangat sulit karena untuk tidak sama sekali menggunakan pembayaran secara digital itu perlu diperlukan uang tunai terlebih dahulu yang mana di gunakan untuk melakukan pengisian pada dompet digital tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa adanya debit card dan starup starup yang mengembangkan dompet digital mampu mengatasi orang untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah yakni dengan melakukan semua kegiatan apapun misalnya belanja yang dapat di lakukan di rumah. 

Selain itu banyak dari starup yang di untungkan dengan adanya pandemic covid 19 yaituh gojek dengan gopay nya yang mampu memperoleh laba sebesar 102 miliar yang mana laba tersebut diperoleh dari meningkatnya pengguna merchant yang menggunakan layanan gopay tersebut. Selain itu untuk merubah prilaku dari mayarakat untuk menggunakan uang digital itu sulit karena untuk melakukan pengisian dari sebuah dompet digital itu perlu dibutuhkan uang tunai terlebih dahulu.

 Refrensi Internet

Nugraha. Daniel. 2019. Bergesernya tren transaksi pembayaran di industri 4.0. paper.id

Hastuti. Rahajeng kusumo. 2020. Perhatian!gojek catat laba operasional di tengah pandemic. Cnbc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun