Mohon tunggu...
Fahrurozi Umi
Fahrurozi Umi Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir, Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.

Penulis pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di MI al-Khairiyyah, Panecekan. Dan melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama di Mts al-Khairiyyah, Panecekan. Kemudian meneruskan jenjang studi di Pondok Pesantren Modern Assa'adah, Cikeusal. Dan penulis lulus dari Universitas al-Azhar, Kairo pada tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekeliruan Kasidah Al-Burdah Karya Al-Bushairi dalam Pandangan Muhammad bin Jamil Zainu

25 Februari 2020   20:36 Diperbarui: 25 Februari 2020   20:48 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.bincangsyariah.com

Allah swt mengingkari (pernyataan)nya sebagaimana firman-Nya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56).

Bahkan Nabi Muhammad sendiri diciptakan untuk beribadah dan mengajak beribadah kepada Allah swt. Allah berfirman: "Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al-Hijr [15]: 99).

7. "Aqsamtu bi al-qamari al-munsyaqqi inna lahu. Min qalbihi nisbatan mabrurat al-qasami."/"Aku bersumpah dengan bulan yang terbelah, jika kepunyaannya dari hatinya, maka pertanda terkabulnya sumpah tersebut."

Sang penyair bersumpah dengan bulan, padahal Rasulullah bersabda:

"Man halafa bi ghairi Allah fa qad asyraka."/"Barangsiapa bersumpah atas nama selain Allah, maka ia telah berbuat syirik." (hadis sahih diriwayatkan oleh Ahmad).

Kemudian sang penyair berbicara kepada Rasulullah dengan kalimat:

"Lau nasabat qadrahu ayatuhu 'izhama. Ahya ismuhu hina yud'a darisa ar-rimami."/"Sekiranya mukjizat Rasul itu benar adanya niscaya ketika disebut nama Rasul tentu bangkitlah tulang-tulang yang telah binasa."

Maknanya: sekiranya mukjizat Rasul itu berkekuatan atas tulang-belulang niscaya mayit yang telah hancur itu akan hidup dan bangkit kembali dengan menyebut nama Rasulullah terjadi, berarti Allah belum memberi mukjizat yang memang sebagai hak Rasul. Ucapan penyair ini seakan-akan penentangan terhadap Allah karena belum memberi mukjizat yang menjadi haknya Rasul. Ini adalah bohong dan dusta atas nama Allah, karena Allah swt telah memberikan kepada setiap Nabi mukjizat-mukjizat yang sesuai baginya. Contohnya Dia telah memberikan kepada Nab Isa sebuah mukjizat yang ia dapat menyembuhkan mata orang buta, penyakit kusta, dan ia dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati, Allah swt juga telah memberikan mukjizat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., berupa Al-Qur'an, dapat memperbanyak air dan makanan, dapat membelah bulan dan lain-lain.

Yang lebih ganjil lagi -lanjut tulis Zainu- Kasidah ini dinamai Burdah atau Bur'ah yang memiliki arti pakaian atau kesembuhan; karena penulisnya sebagaimana pengakuan mereka pernah sakit, kemudiam ia melihat Rasulullah lalu beliau memberikan jubah kepadanya, kemudian ia memakainya dan ia langsung sembuh dari sakitnya, ini adalah dusta dan bohong sampai-sampai mereka mengagung-agungkan Kasidah ini. Ingatlah bagaimana Rasulullah akan ridha terhadap ucapan seperti ini yang menyelisihi Al-Qur'an dan petunjuk Rasulullah serta di dalam -isinya- mengandung kesyirikan yang nyata.

Ketahuilah bahwa pernah ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah seraya berkata: "Maa sya Allah wa syi'ta."/"Atas kehendak Allah dan kehendakmu", maka Rasulullah bersabda kepadanya: "A ja'altani lillahi niddan ?. Qul, 'Maa sya Allah wahdahu.'."/"'Apakah kamu akan menjadikan aku tandingan bagi Allah ?' Tetapi katakanlah: 'Atas kehendak Allah semata'." (HR. Nasa'i dengan sanad yang hasan).

Akhir kata, penulis dalam bukunya itu berujar, "Wahai saudaraku muslim, waspadailah olehmu membaca Kasidah ini dan syair-syair yang semisalnya, yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan petunjuknya Nabi. Dan yang membuat heran lagi adalah bahwa ada di beberapa negara muslim yang mengucapkan penghormatan terakhir kepada si mayit yang sedang diusung menuju kuburan dengan syair ini, maka mereka menumpuki kesesatan-kesesatan ini dengan ke-bid'ah-an yang lain. Padahal Rasulullah telah mengintruksikan kepada kita supaya kita diam ketika ada jenazah yang sedang lewat. Sesungguhnya tiada daya kekuatan kecuali hanya bagi Allah Yang Maha Tinggi Lagi Maha Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun