Hal yang sangat memalukan dan dapat disebut skandal, terjadi didalam kubu partai. Partai yang sebenernya tidak mencerminkan namanya itu, melakukan kemaksiatan moral. Berdasarkan sumber yang ada, pada sidang pleno, dan saat tata tertib dibacakan, kursi-kursi melayang dan hal tersebut dikenal dengan istilah degravitasi. Hal tersebut disebabkan lantaran nafsu amarah yang muncul dan ultra-ambisius terhadap kekuasaan.Â
Data menyebutkan jika anggota sidang melakukan kericuhan saat tata tertib dibacakan. Penulis sengaja mempertegas agar mudah dipahami. Ego yang sangat tinggi adalah sumber utama yang menyebabkan kericuhan tersebut. Ego tersebut sangat berelasi dengan sifat serakah para anggota yang hendak berebut kue. Kubu partai tersebut nampaknya mengalami badai atau cuaca buruk bernama demoralisasi. Akibatnya penulis tak segan-segan melebeli fenomena tersebut dengan lebel "skandal."Â
Secara komparatif, skandal yang terjadi di kubu partai tersebut jauh lebih berprestasi dibandingkan kasus penyebaran video ena-ena yang dilakukan oleh salah satu artis tanah air. Sehingga, krisis moral dalam kubu politik adalah hal yang dapat saya katakan sebagai suatu patologi. Patologi tersebut hanya akan sembuh jika masing-masing saling mengerti satu sama lain. Layaknya hubungan percintaan saja, hendaknya kita hati-hati dalam berbicara. Karena salah sedikit saja bisa meledak. Kalau sudah meledak, mau minta "jatah" pun akan sulit.
Fahrul Rozi, 2020