Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Acara Majelis Maiyah, Sampai Tengah Malam

29 Agustus 2019   00:13 Diperbarui: 29 Agustus 2019   01:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahad, 25 Agustus 2019

Saat saya terlambat datang 30 menit dari jadwal seharusnya, ternyata majelis masih belum dimulai. Lantunan lagu qosidah dan shalawat disenandungkan, dengan iringan organ tunggal.

Lalu saya tinggal sejenak ke minimarket terdekat, karena ada urusan "pekerjaan" yang belum selesai, dan kebetulan saldo dompet virtual saya sedang kosong.

Mas Rangga Bisma, aktivis yang kini jadi komisioner KPU Kota Blitar itu sudah datang sejak awal, duduk dan menyimak. Begitupun dengan narawicara pertama, Mas Pujo Arianto, yang ternyata kakak kelas saya waktu Aliyah.

Pak Budi Kastowo, Pustakawan Perpus Bung Karno pun datang tak lama setelah saya tiba. Kami berempat malam itu menjadi narawicara, dan secara kebetulan sudah saling mengenal.

Para narawicara
Para narawicara
Senang bisa hadir di Majelis Maiyah Balitar untuk yang pertama kalinya. Majelis ini punya kesan tersendiri bagi saya, karena sangat lekat dengan sosok Emha Ainun Najib atau Cak Nun, yang ceramah-ceramahnya sering saya tonton. Ternyata, simpulnya sudah ada di Blitar.

Malam itu, tema besarnya Titi Wanci, dengan obrolan seputar proklamasi kemerdekaan. Titi Wanci bisa diartikan "Pada waktu yang telah ditetapkan" atau "Sudah waktunya" atau arti sejenis yang relevan. Lokasinya di pelataran MIN 1 Kota Blitar.

Sesi diskusi diselingi musik akustik dari Mas Yusuf, musisi Blitar yang memiliki suara khas serak-serak merdu, yang malam itu menyenandungkan lagu-lagu Iwan Fals, dan lagu lain yang tidak saya ketahui judulnya.

Karena acara dimulai dengan dzikir dan shalawat terlebih dahulu, acara bincangnya baru dimulai sekitar jam 9 malam, lanjut sampai pukul 00.00 plus dengan lagu-lagu tadi.

Setelah itu ditutup dengan sesi Ngawang (Ngaji Wayang). Tokoh yang dikaji malam itu adalah Sengkuni, yang selama ini dikenal sebagai sosok licik, namun ternyata juga seorang pemikir dan filsuf.

Majelis selesai sekitar jam 01.00 dinihari, dan masih dilanjut dengan ngopi santai sampai waktu yang tak ditentukan. Saya tak bisa mengikuti sesi ngopi itu dan pamit pulang, sebab besok pagi ada agenda lain.

Menurut informasi, acara ini dilaksanakan sebulan sekali, pas malam minggu kliwon. Untuk acara semalam itu, jumlah peminatnya cukup banyak. Bisa dilihat dari yang hadir, dan bertahan sampai larut malam, bahkan menjelang subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun