Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Nadjib Hamid dan Politik Ideal

18 Februari 2019   09:19 Diperbarui: 18 Februari 2019   10:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadjib Hamid, M.Si Sumber: dokpri


oleh A Fahrizal Aziz

Poster, baliho, dan stiker Nadjib Hamid bertebaran di seantero Jawa Timur. Dukungan kuat dari akar rumput, sehingga menargetkan 1 juta relawan. Menariknya, Nadjib Hamid bukanlah politisi yang punya hasrat pribadi untuk maju sebagai caleg DPD RI. Beliau diusung oleh warga Muhammadiyah, bahkan dari level akar rumput.

Berbeda dengan caleg DPR, caleg DPD tidak melalui partai. Sehingga untuk bisa mencalonkan, butuh syarat yang tak mudah, seperti mengumpulkan dukungan yang disertai dengan bukti KTP. Pada tahap pencalonannya, caleg DPD sudah melalui syarat administratif yang cukup sulit.

Syarat perolehan suara berikutnya juga tak mudah, dibandingkan DPR RI yang dapilnya meliputi 2-3 kota/kabupaten. DPD RI dapilnya dalam satu provinsi. Maka suara yang harus di dapat juga lebih tinggi dari caleg DPR RI.

Dengan kenyataan seperti itu, tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Super high cost. Bahkah biaya besar itu harus dikeluarkan sejak masih tahap pencalonan, dengan mengumpulkan dukungan dari masyarakat.

Mungkin tak terlalu berat, jika figur tersebut adalah tokoh masyarakat yang sudah dikenal, atau bahkan memiliki pengikut setia. Namun tetap memerlukan tim yang solid, untuk mengkoordinasikan dukungan dan suara nantinya.

Nadjib Hamid termasuk yang disokong dari bawah, khususnya warga Muhammadiyah wilayah Jawa Timur. Setidaknya ia punya modal sosial, sebagai tokoh organisasi tersebut, yang rajin turun ke bawah, bahkan hingga level ranting.

Karena itulah dukungan kuat mengalir. Bahkan tim-tim daerah dibentuk dengan swadaya, tanpa bantuan dana dari Nadjib Hamid sebagai calon yang diusung. Mungkinkah ini bisa menjadi prototipe politik yang ideal?

Modal kapital atau sosial?

Kenapa calon yang maju ke pentas politik perlu memiliki modal kapital? Sebab tak bisa dipungkiri, politik masih berbiaya mahal. Apalagi yang maju adalah figur yang kurang dikenal. Perlu kerja ekstra untuk mendongkrak popularitasnya. Untuk membuat alat peraga kampanye, mendanai tim sukses, dan tak jarang juga membayar saksi. Itu belum termasuk, kalau misal menggunakan cara bagi-bagi amplop dan logistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun