Mohon tunggu...
fahmisuhadalubis
fahmisuhadalubis Mohon Tunggu... Editor - sebagai penambah

tenang dalam damai

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal Solo Menjadi Ramai

15 Januari 2022   10:52 Diperbarui: 15 Januari 2022   10:54 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

                                                                

Assalamuallaikum wr.wb...

Perkenalkan nama saya Fahmi Idris Suhada Lubis asal Medan. Saya ingin membagi cerita horor kepada teman-teman tentang pengalaman saya Solo hiking mendaki gunung Kerinci 3805mdpl yang terletak di provinsi jambi kab.Kerinci kec.kersik tuo kayu aro Kerinci. 

Pada tanggal 17 Juni 2018 saya berpamitan kepada orangtua dan melakukan perjalanan selama -+8 jam mengendarai sepada motor saya ke kabupaten Kerinci. Tanggal 18 Juni 2018 saya melakukan pendakian sendirian melalui via kersik tuo. 

Tepat jam 08:00 WIB saya berada di R 10 tempat registrasi semua pendaki, pada saat itu para pendaki semua mengurus registrasi untuk melakukan pendakian termasuk saya. 

Yang melakukan pendakian pagi itu ada 15 orang termasuk saya pribadi, dikarenakan saya melakukan pendakian Solo di awal registrasi saya di tanya oleh petugas pos mengenai perlengkapan,logistik, maupun pengetahuan saya dalam pendakian gunung. Saya pun menjawab sepengetahuan saya serta pengalaman saya semasa pendakian. 

Ohiya kenapa saya memberanikan diri untuk melakukan Solo hiking ke gunung Kerinci?, oke. Alasan nya karena ini kali ke 6 nya saya melakukan pendakian ke gunung Kerinci, "perlu waktu yang lama untuk mengumpulkan niat dan tekat untuk Solo hiking ke gunung Kerinci".

Lanjut cerita, salah satu petugas pos yaitu pak dudung yang sudah saya kenal pada pendakian saya yang ke 3. Dan beliau pun meyakin kan saya untuk melakukan pendakian dan menyarankan saya untuk berhati-hati dan memanagement waktu pendakian. 

Jam 10:00 wib saya melakukan pendakian berawal dari pintu rimba, dalam perjalanan menuju pos 1 yang disebut bangku panjang saya memakan waktu 20 menit . binatang ataupun angin spoi-spoi menyambut kedatangan saya, tak lama saya beristirahat saya pun melanjutkan perjalanan menuju pos 2, ditengah perjalanan saya mendengar ada suara aneh dari arah kanan saya suara tersebut berbunyi seperti kaki yang di seret ke tanah dan saya pun menghiraukan suara tersebut dan bergegas untuk melanjutkan perjalanan. 

Sampailah saya di pos 2 batu lumut jam 11:15 wib dan bertemu sesama pendaki yang ingin turun, sembari beristirahat dan membakar rokok saya pun menanyakan keadaan dan cuaca di atas kepada salah satu pendaki lokal yang berasal dari sungai penuh kerinci. Mereka mengatakan bahwa cuaca diatas sedang tidak bersahabat dikarenakan summit mereka mendapatkan kabut tebal dan malam di shelter 3 mereka medapat badai yang tak kunjung usai sampai jam 4 subuh. 

Setelah 20menit kami bercerita mengenai cuaca tersebut saya pun berpamitan untuk melanjutkan pendakian menuju pos 3. Setelah melakukan perjalanan selama 1Jam terdengar suara para pendaki yang sedang beristirahat di pos 3, ternyata benar saya sudah sampai di pos 3 dan mulai berkenalan kepada pendaki yang bertemu di pos regis sebelumnya mereka terlihat heran karena saya mendaki sendirian dan menawarkan kopi terenaknya yang di bikin oleh bng Novri salah satu teman mereka, ternyata adalah salah satu barista di coffeshop ternama di daerah padang yaitu TAKANA COFFE, tak terasa jam berputar menunjukkan pukul 13:00 wib kami pun akhirnya bersama-sama melanjutkan pendakian menuju shelter 1, di tengah perjalanan saya dan teman dari daerah padang berpisah karena saya lebih memilih jalan santai sembari menikmati udara yang sejuk dan pepohonan besar sebagai alat perlindungan dari mentari yang menyinari bumi. Langkah demi langkah dan nafas yang semakin ngos-ngosan saya melihat salah satu pohon besar yng berlobang berada di kanan jalur, sebelum nya saya sudah tau ceita mistis dari pohon itu tersebut dan larangan nya. Namun dikarenakan trek jalur menuju shelter 1 lumayan panjang saya pun berhenti duduk tepat di pohon yang tumbang di depan pohon bolong tersebut sembari memanjakan kaki yang sudah mulai pegal. Pada saat itu saya merasakan aura yang tidak enak dan kuping kiri saya merasakan bisikan-bisikan aneh seluruh badan sayapun merinding, tak begitu lama muncul lah 1 orang pendaki yang ingin turun yang membuat saya kaget, dan langsung menegur saya untuk tidak beristirahat di pohon tersebut dan saya pun langsung berdiri mengikuti perintah nya. Tak lupa saya menanyakan keberadaan pendaki yang berasal dari padang tersebut kepada nya, dan dia menjawab mereka sebentar lagi sudah sampai di shelter 1 selesai bertanya saya pun langsung bergegas melanjutkan pendakian dan dia pun melanjutkan perjalanan turun nya, kejadian aneh pun mulai memasuki kelang 5 langkah saya beranjak dari pohon tersebut dan melihat kebelakang namun pendaki yang menegur saya tadi sudah tidak ada lagi, spontan saya melangkahkan kaki seperti berlari dan memasuki pikiran yang kacau. Tak lama saya berlari saya sampai di shelter 1, saya kira rombongan dari padang berhenti dan memutuskan camp (tegak tenda) di shelter 1, perkiraan saya salah. Di shelter 1 saya tidak menemukan satupun pendaki maupun tenda yang berdiri di area tersebut, waktu menunjukkan pukul 14:30 wib, perut mulai terasa lapar dan saya mengeluarkan nasi bungkus yang sudah saya beli di bawah dan memakannya, selesai mengisi tenaga saya melanjutkan kembali perjalanan,  dikarenakan tidak ada satupun pendaki yang berada di shelter 1 saya pribadi memutuskan untuk melanjutkan pendakian ke shelter 2 atau 2 bayangan, dan mulai mentargetkan waktu untuk sampai di shelter 2 bayangan pada pukul 17:30 wib. Semasa perjalanan saya masih memikirkan seorang yang bertemu saya di pohon bolong tersebut dan berpikir apakah itu benar-benar manusia seperti saya apa bukan,  target sampai di shelter 2 bayangan pun meleset saya sampai lebih dulu dari target yang saya kira. Dan di shelter 2 bayanganlah saya bertemu kembali sama serombongan pendaki asal padang. Berguyur menegakkan tenda dibantu oleh beberapa orang sekitar saya pun menanyakan kepada mereka apakah ada bertemu seorang pendaki yang turun, mereka memasang wajah yang heran dikarenakan mereka sama sekali tidak ada bertemu sama seorang yang saya tanyakan tersebut. Setelah tenda tebentang berhadapan bersamaan bersama mereka dan barang-barang yang tersusun rapi didalam tenda, saya pun berusaha menenangkan pikiran sembari mengeluarkan peralatan,nesting dan logistik untuk membuat segelas kopi dan memasak untuk menyiapkan makan malam, cuaca gelap pun mulai menyelimuti dan matahari perlahan mulai terbenam menunjukkan waktu sudah mulai mau magrib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun