Mohon tunggu...
Fahmi Ari Yahya
Fahmi Ari Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Di perkuliahan, fokus belajar saya adalah sosial-budaya Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan Ijime: Bullying ala Jepang di Lingkup Sekolah

25 September 2022   18:55 Diperbarui: 25 September 2022   18:59 2958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.freepik.com/

Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik. Berbicara mengenai bullying yang terjadi di berbagai belahan dunia, Jepang menjadi salah satu negara dengan kasus bullying terbanyak di dunia.  

Istilah bullying di Jepang disebut ijime. Ijime menjadi istilah sosial yang mengacuh kepada bentuk kekerasan dalam masyarakat Jepang. Ijime masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Jepang sampai sekarang. 

Pengaruh ijime yang sering terjadi terhadap psikologi para korban adalah hilangnya rasa percaya diri akan dirinya dalam suatu kelompok masyarakat, serta mengalami rasa trauma dan cemas secara berterusan karena kekerasan ijime yang pernah dialaminya. 

Barbara Colorosa (2006) menjelaskan berbagai bentuk ijime dalam 4 jenis, yakni ijime verbal, ijime relasional, ijime fisik, dan ijime elektronik. Hingga kini, diperkirakan ijime jenis elektronik masih terus meningkat di Jepang. Dikuti dari Nippon.com, jumlah kasus yang dilaporkan dengan melibatkan "fitnah online baik melalui ponsel atau komputer" mencapai rekor tertinggi 18.000. 

Tetapi dengan parahnya kasus virus corona di seluruh dunia, nyatanya hal ini berdampak postitif bagi naiknya kasus ijime di Jepang. Hal ini disebabkan pembelajaran sekolah yang secara keseluruhan diganti menjadi pembelajaran jarak jauh/daring, sehingga kasus terjadinya kekerasan ijime secara kontak langsung mengalami penurunan.

Tapi bukan berarti kasus ijime di Jepang akan langsung hilang. Tentu pemerintah masih harus terus mencari solusi akan permasalahan ini. Ijime terus eksis meskipun di era pandemi seperti sekarang. Ijime verbal dapat dilakukan meskipun lewat media sosial, hanya saja klasifikasi ijime ini akan digolongkan ijime elektronik.

Lalu bagaimanakah cara mengatasi ijime yang terus menjadi salah satu permasalahan lingkup pendidikan ini? Sebenarnya ijime dalam pencegahan tidaklah beda jauh dengan bullying pada umumnya. Menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying meliputi program pencegahan dan penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi).

Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar:

a. Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying.

b. Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya.

c. Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi (melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh masyarakat).

2) Pencegahan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola pengasuhan. Antara lain:

a. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama.

b. Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga.

c. Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi.

d. Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan.

e. Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi, internet dan media elektronik lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun