Mohon tunggu...
Fahmi Lathif
Fahmi Lathif Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk keabadian

email: fahmilathif08@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapasitas Kepala Sekolah

29 Juli 2021   07:13 Diperbarui: 30 Juli 2021   00:40 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.jejakpendidikan.com

Kapasitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang berupa kecakapan dan keterampilan. Seseorang memiliki kapasitas yang baik maka akan mudah menyelesaikan permasalahan. Hal itu dikarenakan seseorang tersebut memiliki ide-ide kreatif, inovatif sehingga mampu memberikan solusi. Soluis itu bisa berupa bimbingan, pembinaan, dan diskusi. Kapasitas ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu kepala sekolah. Kelapa sekolah merupakan seorang pemimpin di sekolah yang bertugas memimpin jalanya organisasi sehingga kepala sekolah wajib memiliki kapasitas yang mumpuni agar sekolah berjalan dengan baik.

Menurut UNDP (Slamet, 2002) yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien dan berkelanjutan. Pendapat tersebut dapat disimpulkan seorang individu harus mengembangkan kemampuan dalam dirinya agar mampu melaksanakan tugas dan pekerjaanya dengan baik.

Kapasitas memang berpengaruh besar dalam menempatkan seseorang untuk berhasil dalam memimpin. Seperti halnya kepala sekolah, banyak diantara mereka yang masih rendah kualitasnya. Rendahnya kualitas kepala sekolah disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan pengalaman sehingga menyebabkan kegagalan dalam memimpin di sekolah. Dalam kasus yang sering kita jumpai di lapangan bahwa masih banyak kepala sekolah belum memiliki kesadaran sepenuhnya untuk meningkatkan kemampuannya dalam memimpin.

Dalam upaya meningkatkan kapasitasnya, seorang kepala sekolah perlu mengetahui tentang keterampilan dasar dalam memimpin. Keterampilan ini dapat menjadi modal bagi kepala sekolah untuk mengelola organisasi ataupun sekolah. Dilts (1996) dalam bukunya visionary leadership skills  mengatakan keterampilan dalam unsur kepemimpinan diantaranya Self skills, Relational skills, Strategic thinking skills, dan thinking skills.

Keempat keterampilan di atas dapat dijadikan pengetahuan bagi kepala sekolah sebagai dasar dalam memimpin. Namun, jika melihat kenyataannya bahwa hanya sebagian dari kepala sekolah yang mampu menerapkan keterampilan tersebut. Kebanyakan dari mereka cendrung memimpin dengan cara-cara tradisional dan semua keputusan ada ditangannya tidak dengan musyawarah.

Kepala sekolah memang harus memiliki pengetahuan yang luas. Tidak hanya pengetahuan saja, tetapi keterampilan dalam mengelola personilnya guru dan staf itu yang terpenting. Keterampilan tersebut memang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai syarat bahwa dirinya mempuyai kualitas. Berbicara tentang kualitas memang tidak jauh dari kapasitas. Seorang kepala sekolah yang pandai dalam memimpin pasti akan menjadi contoh dan panutan oleh para guru.  Namun yang perlu menjadi pertanyaan bagaimana cara membangun sebuah kapasitas bagi kepala sekolah?

Kapasitas sebenarnya kemampuan yang ada di dalam diri seseorang. Seseorang yang mengembangkan kemampuanya secara terus menerus maka dirinya akan berkualitas. Jika kapasitas itu diaplikasikan untuk kepada kepala sekolah maka yang terjadi adalah tidak adanya kepala sekolah yang memiliki kemampuan manajerial rendah.

Berkaitan dengan cara membangun kapasitas sebenarnya tergantung dari kepala sekolah manakala dalam memimpin mampu untuk mengarahkan dan memberikan keputusan. Dalam mengarahkan atau memutuskan tidak semua pemimpin itu bisa melakukannya. Semua itu membutuhkan kecapakan dan keterampilan. Dipaloa (2015) dalam bukunya Leadership and school quality yang menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus bisa menerapkan tiga unsur penting dalam memimpin yaitu leading, thinking, dan deciding.                 

Ketiga unsur di atas saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan dalam kepemimpinan. Pertama, konteks thinking (berpikir) adalah seorang pemimpin menganalisa dengan cepat atau lambat terhadap suatu permasalahan. Kedua, setelah melakukan analisa melalu berpikir kemudian deciding (memutuskan). Dalam memutuskan seorang pemimpin terikat dalam proses untuk memutuskan. Proses ini cenderung sulit karena harus menganalisa segala konsekuensi untuk dapat menentukan sebuah pilihan. Ketiga, memimpin Leading membutuhkan inisiatif, keterampilan, kompetensi, dan kreatifitas.

Uraian di atas dapat digaris bawahi kepala sekolah diharuskan memiliki keterampilan dan kepandaian dalam memimpin. Salah satu upaya yang diperlukan untuk membangun sebuah kapasitas yaitu dengan belajar dan belajar. Hasil dari belajar tersebut akan melahirkan kepala sekolah yang profesional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun