Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Sejarah Nama Tuhan dalam Tradisi Agama Samawi

13 Februari 2020   11:18 Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:37 6823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: leeabbey.org.uk)

Tema pembahasan ini adalah hal yang untuk sebagian besar orang pada umumnya menganggap "memang sudah seperti itu" dan karenanya tidak merasa perlu mencari tahu lebih jauh. Hal ini dapat dipahami, karena menyangkut sesuatu hal yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh manusia. 

Sikap pengkultusan terhadap nama Tuhan, misalnya, dapat kita lihat dalam tradisi Yudaisme Rabbinik, yakni tentang tujuh nama Tuhan yang karena begitu suci sehingga, setelah ditulis, tidak boleh dihapus, yaitu: YHWH, El, Elohim, Eloah, Elohai, El Shaddai, dan Tzevaot. (sumber di sini)

Nama Tuhan dalam tradisi Yahudi

Dalam Alkitab Ibrani, nama Tuhan yang paling sering digunakan adalah YHWH (juga dikenal sebagai Tetragrammaton, yaitu bahasa Yunani untuk "empat huruf").

Ditransliterasikan sekitar abad ke-12 sebagai Yehowah (dianggap bentuk turunan dari Iehouah), bentuk latinisasi 'Jehovah' pertama kali muncul pada abad ke-16, sementara dalam bahasa Inggris, dikenal dengan bentuk "Yahweh".

Orang Yahudi yang taat tidak mengucapkan Tetragrammaton (YHWH), karena nama ini dianggap terlalu sakral untuk digunakan, meskipun dalam doa ataupun saat membaca teks suci. 

Tidak ada dalam Taurat larangan mengatakan nama itu, tetapi bahkan di zaman kuno, selama masa Kuil Pertama di Yerusalem, nama itu hanya diucapkan setahun sekali oleh imam besar di Yom Kippur. Ketika kuil hancur, nama itu tidak lagi diucapkan. 

Orang-orang Yahudi dan mereka yang ingin menunjukkan rasa hormat akan membaca nama tersebut sebagai Adonai ('Tuanku') atau Ha Shem (secara harfiah berarti 'Nama'). (Maire Byrne: 2011, hlm. 25)

Dalam kaca mata arkeolog, Yahweh adalah dewa utama bangsa Israel (samaria) dan Yehuda. (James Maxwell Miller: 1986, hlm. 110)

Asal-usul kapan mulanya penyembahan Yahweh berlangsung memang diselimuti misteri, tetapi para arkeolog umumnya sepakat bahwa hal tersebut besar kemungkinan berlangsung setidaknya antara Zaman Besi awal hingga sejauh akhir zaman perunggu. 

Referensi paling awal yang diketahui dan dianggap terkait dengan "Yahweh" ditemukan dalam daftar musuh-musuh Mesir yang tertulis di kolom kuil Soleb yang dibangun oleh Amenhotep III (sekitar 1400 SM)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun