Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Hubungan Bahasa Tae', Tamil, dan Rumpun Indo-Eropa

9 Maret 2019   21:14 Diperbarui: 10 Maret 2019   01:50 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, dalam bahasa tae' (bahasa yang digunakan sebagian besar masyarakat Luwu dan Toraja di Sulawesi Selatan) terdapat kata kerja ti-lingua ataupun ma-lingua' (dari bentuk dasar: lingua') yang kurang lebih dapat dideskripsikan seperti orang yang sedang tercengang - mulut terbuka dan mengeluarkan suara seperti lenguh pada kerbau.

Dapat kita lihat bahwa kata lenguh dan lingua' dari Nusantara lebih mendekati bentuk Latin Lingua dan Proto Indo-Eropa *dnghu-. Sumber Etimologinya pun bisa dikatakan lebih primitif karena nampaknya gagasan kata itu terlahir dari pengamatan leluhur kita terhadap alam disekitarnya. Dengan kata lain, mereka memunculkan kata dengan mencari keserupaannya di alam.

Contoh lain untuk hal ini adalah kata mengembik/mengembek dalam bahasa Indonesia untuk menamai suara kambing yang kenyataannya memang mirip dengan suara kambing, bandingkan dengan kata mengembik dalam bahasa Inggris "bleating" yang sama sekali tidak memiliki kesamaan dengan suara kambing.

Demikianlah, dugaan etimologi kata language, lingua atau pun dnghu- sebagai kata yang berasal dari Nusantara menunjukkan fakta yang lebih mendekati jika ditinjau secara fonetis, dan berkesan lebih primitif secara historis - memperlihatkan nilai yang jauh lebih kuno dan lebih mendasar jika dibandingkan dengan etimologi yang berkembang selama ini dalam pemahaman ilmuwan barat.

Sesungguhnya ada banyak bahasa di Nusantara yang menunjukkan keidentikan dengan bahasa dalam rumpun Indo-Eropa. Jika Alvaro Hans saja berani memajukan bahasa Tamil sebagai ibu bahasa Indo-Eropa, bahkan mengajukan pertanyaan yang lebih ekstrim: Is Tamil The First Ever Language Spoken By Man? - lalu, apakah fakta yang kita miliki tidak cukup layak mengajukan klaim serupa?

Terlepas dari semua uraian data di atas, pada prinsipnya saya setuju dengan pendapat Prof. Santos yang menyatakan: Ide yang meluas tentang "keterpisahan linguistik" - sebuah istilah yang tidak cocok (...) [yang sebenarnya adalah] bahwa pertalian di antara bahasa-bahasa yang berbeda ini belum ditemukan, bukannya tidak ada.  

Lebih lanjut santos mengatakan bahwa... ini hanya merupakan konsekuensi dari fakta bahwa bahasa-bahasa atau rumpun-rumpun bahasa ini tidak pernah diteliti sebagaimana mestinya oleh para ahli yang ikut serta menemukan pertalian-pertalian ini. 

Jadi, ketimbang ditempatkan dalam kamar-kamar berbeda yang saling tidak berhubungan, dan dianggap sebagai "keterpisahan lingustik", bahasa-bahasa ini lebih pantas dianggap "belum diteliti". Sehingga, perlu dikaji lebih jauh.

Demikian ulasan ini, semoga bermanfaat... salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa.
Fadly Bahari, 9 Maret 2019 .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun