Kemarin sempat membuat tulisan tentang Saksi-saksi Prabowo di MK dimana ada yang galak dan ada yang lucu.Dan tentang saksi yang lucu itu bernama Novela Nawipa. Berikut cuplikan dari artikel yang kemarin.
***Selanjutnya yang dihadirkan adalah Saksi Novela yang berasal dari kampung Awaputu kabupaten Dogiyai juga. Berbeda suasananya dengan ketika Saksi Vincen yang begitu tegang di Sidang, Saksi Novela yang merupakan Putri Papuaini malah membuat Sidang MK menjadi “Kacau”.
Hakim Zoelva : Tolong saudara jawab dengan yang sebenarnya. Tanggal berapa diadakannya Pilpres di tempat saudara?
Novela : Tanggal 9 Juli.
Hakim Zoelva : pada pukul berapa dilaksanakannya?
Novela : Saya tidak tahu.
Hakim Zoelva : Loh kok tidak tahu? Tadi tanggal 9 Juli itu apa? (sampai disini majelis sidang mulai senyum-senyum).
Novela : Itu ditempat lain. (Novela mengatakan sepertinya tidak ada kegiatan TPS di kampungnya).
Hakim Zoelva : Jadi tidak ada pelaksanaan Pilpres di kampung saudara?
Novela : Tidak ada. Saya tidak bisa terangkan karena tidak ada yang bisa diterangkan, lanjut Novela berusaha tegas. (tapi majelis sidang yang ada menjadi tersenyum).
Selanjutnya giliran Hakim Patrialis Akbar ingin bertanya kepada saksi Novela.
Hakim Patrialis : Bagaimana suasana di distrik disana pada tanggal 9 Juli?
Novela (dengan nada agak sewot): Jangan Tanya ke saya karena saya juga masyarakat! Tanya saja ke Penyelenggara Pemilu!
Hakim Patrialis (agak santai): oh tidak apa-apa. Saya suka gaya anda. Lanjutkan terus ya, ini gaya Kartini masa kini, ujar Patrialis sambil tersenyum. Dan Novela mendengarnya jadi ikut juga tersenyum.
Selanjutnya giliran Hakim Arief yang bertanya kepada saksi.
Hakim Arief : Apakah jarak dari tempat saudara ke distrik tempat pencoblosan dekat? Berapa Km jaraknya?
Novela : Dekat pak Hakim. 300 Km
Mendengar jawaban itu Hakim Arief melongo dan bingung. Dan Novela pun menyadari jawabannya tidak nyambung.
Novela :eh 30 Km, eh 300 meter. Saya manusia pak, pasti punya salah, ucap Novela tertawa dan akhirnya membuat pengunjung sidang ikut tertawa.
Selanjutnya Hakim Arief ingin menanyakan hal yang lain.
Hakim Arief : Saudara Novela tahu yang terjadi di kampung-kampung terdekat dari kampung saudara? Bagaimana Pilpres dilaksanakan disana?
Novela : Saya tidak mau bicara kampung lain. Saya maunya di kampung saya saja, tegas Novela
Mendengar jawaban saksi seperti itu membuat Hakim Arief menjadi bingung untuk bertanya hal yang lain.
Hakim Arief : Ya sudahlah. Saya jadi bingung mau Tanya apa lagi. Saya Bisa Kacau, celetuk Hakim Arief sambil geleng-geleng dan tertawa.
Novela : Ya Bapak kacau, saya juga bisa kacau, ujar Novela bingung.
Begitu Novela menjawabnya seperti itu, langsung meledak tawa seluruh isiruang sidang yang ada.****
Begitulah cuplikan dari artikel yang kemarin. Dan kesan yang menguat dari sosok Novela Nawipa adalah seorang Putri Papua yang berasal dari Kampung Awaputu Pedalaman Papua yang POLOS dan APA ADANYA.
Akan tetapi berita kemudian yang berkembang akhirnya membuat sosok ini menjadi Kontroversial. Diberitakan berapa media bahwa karena kesaksiannya di MK, Novela mendapatkan ancaman sms dan telepon yang akan meminta pertanggung-jawaban Novela atas kesaksiannya.
Kalau memang benar ada ancaman seperti itu maka kemungkinannya hanya ada dua, yaitu : Kesaksian Novela tersebut berdampak/ merugikan nama baik seseorang ataupun kelompok orang di kabupaten Dogiyai Papua, atau Kesaksian Novela di gedung MK kemarin adalah tidak benar sehingga ada pihak-pihak yang berkeberatan. Ini harus didalami kepastiannya.
Berikut lagi ternyata pada hari ini Saksi dari pihak Termohon (KPU) menyangkal semua kesaksian dari Novela Dwipa.
Beatrix Wanane saksi KPU dari Kabupaten Dogyai mengatakan bahwa Tidak Benar kalau di kampung Awaputu tidak dilaksanakan Pencoblosan Pilpres.
"Itu perkataannya sebagai orang di dalam partai (Gerindra), tapi saya sebagai penyelenggara dan mendapatkan data itu dilaksanakan. Versi dia adalah versi yang salah karena saya punya data," kata saksi Beatrix.
Beatrix memang membenarkan bahwa di Kaputen Dogiyai memang terjadi 100% suara untuk pasangan Jokowi-JK akan tetapi di kabuten Yakuhimo dan kabupaten Lanijaya malah terjadi sebaliknya yaitu perolehan suara 100% untuk pasangan Prabowo-Hatta.
Selanjutnya khususnya tentang Novela Dwipa menurut Beatrix sepengetahuan dirinya Novela tidak pernah tinggal di kabupaten Dogiyai. Dia tidak pernah melihat sosok dari Novela Dwipa.
"Saya baru lihat dia (Novela) kemarin di sini. Dialegnya Jawa. Kalau dialeg Papua tidak seperti itu. Saya penyelenggara, jadi saya berinteraksi langsung dengan para saksi," ujarBeatrix menjelaskan.
Begitulah, ternyata sosok Novela ini semakin menarik untuk disimak. Benarkah Novela Dwipa adalah orang partai dan bukan berasal dari kampung Awaputu kabupaten Dogiyai?
Penelusuran berikutnya ke laman Facebook. Dan memang Novela Dwipa sering beraktifitas di laman ini.
Sebuah akun Facebook dengan nama Novela Nawipa ternyata menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
1.Novela Dwipa ternyata seorang Ketua DPC Partai Gerindra sekaligus Direktris CV. Iyobai.
2.Novela adalah lulusan SMU Negeri 1 Sentani. Sentani berada di Kota Jayapura yang merupakan ibukota propinsi Papua. Dan Novela pernah kuliah di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.
3.Novela di laman Facebook mengaku tinggal di Timika Papua. Timika adalah kota tambang di selatan pulau Papua Besar dan berjarak Ribuan Km dari Kabupaten Dogiai yang terletak di bagian utara pulau Papua.
Dari ketiga fakta tersebut ternyata Novela Nawipa bukanlah seorang Putri Papua yang berasal dari sebuah kampung pedalaman Papua yang polos dan apa adanya. Novela adalah seorangyang lama tinggal di kota Jayapura (sejak SMU hingga kuliah) dan saat ini tinggal di Kota Timika (kota termahal di Papua).
Rupanya gaya polos Novela Dwipa di Sidang Mahkamah Konstitusi telah “menipu” banyak orang yang mengira Novela betul-betul berasal dari pedalaman Papua.
Berikut ini status-status Facebook dari Novela Nawipa:
Tanggal 1 Agustus 2014 : Sometime we need just do nothing! To Think! Sehingga bisa lebih produktif di kemudian hari?
Tanggal 5 Juni : Novela mengucapkan Syukur disebuah tempat yang disebutnya di Home Sentani Jayapura. Ini berarti bahwa memang Novela memiliki rumah keluarga yang terletak di Sentani Jayapura yang mungkin merupakan tempat tinggalnya semasa di SMU maupun semasa Kuliahnya.
Tanggal 25 Juli : “apa yang memberikan kita kepastian dalam hidup ini adalah KEBERANIAN"
…. Status ini dikomentari seseorang bernama Daniel Kapisa yang mengingatkan Novela tentang kegiatan Rapim KAP Papua di Kaimana untuk tanggal 12-14 September 2014 dan dijawab Novela, Mantap. Siap laksanakan. Dari obrolan ini dapat disimpulkan bahwa Novela memang tinggal di Timika yang berdekatan dengan Kota Kabupaten Kaimana yang juga berada di Selatan pulau Papua, sementara kabupaten Dogiyai berada di dekat kabupaten Paniai yang terletak di Utara pulau Papua.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa memang benar Novela Nawipa itu orang bukan yang polos melainkan orang yang cukup berpendidikan dengan pergaulan yang luas sehingga dapat menjadi seorang Ketua Dewan Perwakilan Cabang partai Gerindra.
[caption id="attachment_319048" align="aligncenter" width="536" caption="akun facebook novela dwipa"][/caption]
https://www.facebook.com/novela.nawipa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI