Mohon tunggu...
labibah fadiladiana
labibah fadiladiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - anak bapak ibu

alhamdulillah sedang senang menulis dan diberi kelancaran dalam tugas yg seabrek-abrek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketidakefektifan Pengkastaan dalam Pendidikan Tingkat SMA

21 November 2018   21:18 Diperbarui: 21 November 2018   21:20 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah sarana menuntut ilmu dengan bermacam cara. Pendidikan bisa didapat dengan otodidak ataupun menempu bangku sekolah. Tak banyak orang yang bisa menggunakan cara otodidak ini karena luasnya ilmu yang akan diserap tanpa adanya pembimbing. 

Biasanya orang yang menggunakan cara pembelajaran otodidak ini memiliki kemampuan lebih dalam menangkap suatu makna dan peka terhadap lingkungannya. Walaupun begitu, cara pembelajaran dengan menempu bangkusekolah bukanlah faktor adanya kemampuan tangkap anak yang rendah.  Adapun faktor anak-anak diberi pendidikan dibangku sekolah adalah  finansial yang lebih, kekhawatiran orang tua akan daya tangkap anak, dan sebagai memacu peningkatan kreatifitas anak.

Dalam menempu bangku sekolah, kita tahu bahwa adanya Tes Penerimaan Siswa Baru yang dipergunakan sebagai pemilihan calon siswa yang memiliki kemampuan yang sudah ditetapkan sekolah.

Tes Perimaan Siswa Baru ini biasanya memiliki batas nilai yang sudah ditetapkan sekolah sebagai penentu kelulusan tes masuk SMA. Tes ini bisa berupa tes TPA, TKD ataupun pengetahuan dasar agama. Biasanya tes ini merupakan titik penentu bagi para anak penentuan kelasnya berdasarkan hasil tes. Dan tak banyak orang tua yang memberi les tambahan agar anaknya dapat masuk sekolah yang diinginkannya.

Penentuan kelas berdasarkan hasil tes ini akan digolongkan dalam dua kelas. Kelas pertama akan ditempati oleh anak-anak yang memiliki peringkat atas dalam hasil tes. Dan kelas kedua akan diisi oleh anak-anak yang memiliki nilai pada batasan yang sudah ditentukan.

Dalam hal ini, kelas pertama akan diberi perlakuan yang berbeda dengan kelas kedua. Kelas pertama akan mendapatkan perlakuan khusus, seperti dalam cara menerangkan guru yang lebih menyenangkan dikarena mudahnya para murid menerima materi yang akan disampaikan. Sedangkan kelas kedua akan diberi tugas lebih banyak dengan tujuan mereka dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Tak sadarkah kita bahwasannya dalam pemberlakuan yang berbeda ini, anak-anak akan mengalami beberapa dampak negatif. Dampak negetif ini seperti menimbulkan rasa iri yang tertanam tanpa sengaja. Dengan adanya pemberlakuan itu, maka bisa dijamin rasa simpati anak-anak akan tertekan dan usah untuk diuraikan. Adapula ketidak seimbangan dalam kelas. Dengan dibedakannya anak-anak ini, mereka akan kesusahan dalam memahami materi di sekolah.

Tidak semua murid bisa faham dari penjelasan gurunya, adapula murid yang mebutuhkan temannya sebagai penjelas kedua dalam suatu materi. Ketika anak-anak dikelompokkan seperti ini  gaimana  cara anak-anak yang dikelas tengah bisa maju seperti dikelas pertama. Teman juga salah satu faktor kunci keberhasilan. Jika mereka tidak memiliki teman yang dapat membantunya dalam menguasai suatu materi lalu bagaimana dia dapat mengerti materi selanjutnya. Maka dari itu pembagian kelompok berdasarkan hasil tes dianggap kurang baik terhadap kembang tumbuh anak dibangku sekolah.

Maka dari itu pesan untuk sekolah tingkat menengah keatas agar meratakan anak-anak dengan porsional kementrian pendidikan agar berlangsungnya pembelajaran yang efekif dan nyaman. Agar tidak ada lagi rasa pemberlakuan yang berbeda di lingkungan pendidikan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun