Kendala implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) oleh Perhutani di Malang dapat bervariasi tergantung pada konteks dan faktor-faktor yang terlibat. Salah satunya terjadi pada pelaksanaan CSR Perhutani KPH Malang diprogram PHBM (Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat) yaitu program pengolahan lahan untuk mengembalikan fungsi hutan namun disatu sisi tetap memberdayakan sumber daya yang dihasilkan oleh masyarakat yaitu sayur-sayuran. Program ini akan direncanakan di desa Pujon, Batu. Kendala yang dialami oleh Perhutani KPH Malang ada beberapa hal, antara lain
1. Keterbatasan Sumber Daya: Salah satu kendala utama adalah keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan program CSR. Perhutani KPH Malang menghadapi kendala dalam hal anggaran, tenaga kerja, dan infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan program-program CSR yang efektif.
2. Keterlibatan Masyarakat: Implementasi CSR yang sukses memerlukan partisipasi dan keterlibatan masyarakat setempat. Namun, ada kendala dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, membangun hubungan yang kuat, dan menjaga keterlibatan masyarakat dalam jangka panjang. Seperti yang diketaui bawasannya masyarakat di daerah Pujon lebih memilih mengelola perkebunan sayur yang menghasilkan lebih banyak keuntungan, dan hasilnya bisa cepat diperoleh. Daripada mengelola tananaman akar kuat seperti alpukat ataupun kopi yang hasilnya lebih lama diperoleh
3. Perubahan Persepsi dan Budaya Organisasi: Perhutani perlu mengubah persepsi dan budaya organisasi mereka untuk memprioritaskan nilai-nilai sosial dan lingkungan. Ini dapat melibatkan mengubah sikap dan perilaku yang sudah mapan dalam organisasi dan mengarah pada tantangan dalam mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial. Perbubahan ini bisa dilakukan dengan cara pendekatan dimana pihak perhutani melakukan sosialisasi dan memberi bukti pada masyarakat bawasannya program hyang akan dilakukan oleh perhutani dapat membantu masyarakat dan dapat mengelola lahan hutan dengan lebih efisien tanpa mengurangi pendapatan hyang diperoleh masyarakat dari hasil hutan
4. Pemantauan dan Evaluasi: Penting untuk memantau dan mengevaluasi program CSR untuk memastikan bahwa tujuan dan hasil yang diinginkan tercapai. Tantangan dapat timbul dalam mengumpulkan data yang relevan, mengukur dampak program dengan benar, dan menggunakan temuan evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, Perhutani dapat mempertimbangkan langkah-langkah seperti alokasi sumber daya yang memadai, memperkuat koordinasi internal, melakukan pendekatan partisipatif dalam merancang program CSR, melibatkan masyarakat secara aktif, melakukan pelatihan dan perubahan budaya organisasi, serta memperkuat sistem pemantauan dan evaluasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H