Sosial Media sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi masyakarat masa kini, hal ini lantaran sosial media memberikan banyak informasi yang faktual dan terkini yang terkadang informasi tersebut tidak tersedia di media lainnya. Bukan hanya tentang informasi, sosial media kerap memberikan konten seputar kehidupan yang biasanya berisi saran, informasi, dan juga kritik, tak banyak juga orang yang mengikuti konten-konten seputar kehidupan ini. Akan tetapi, kebanyakan orang yang mengikuti konten tersebut malah termakan standar yang diberikan, hal itu membuat orang yang mengikuti konten itu tidak punya pendirian dan tujuan hidup, karena memang hidup mereka telah disetir oleh standar yang diberikan konten sosmed tersebut.
Kebanyakan orang yang mengikuti konten tersebut malah membanding-bandingkan dirinya dengan standar yang diberikan oleh konten tersebut yang pastinya hal itu membuat mental dari pengguna tersebut kerap terguncang ketika melihat dirinya tidak sesuai dengan apa yang diberikan standar tersebut. Hal tersebut membuat pengguna sosmed tersebut tidak percaya dengan dirinya sendiri, bahkan, mereka kerap merubah sifatnya agar sesuai dengan standar yang diberikan oleh konten tersebut. Padahal, standar yang diberikan tersebut belum tentu sesuai dan benar di pikiran orang lain, karena memang standar tersebut juga tercipta karena pikiran dari sang pembuat konten, jadi tidak make sense jika kita mengikuti standar tersebut, apalagi, kebanyakan standar sosmed berbeda-beda di setiap konten, hal itu membuat penikmat konten itu selalu merasa tidak cukup akan dirinya sendiri. Lalu, tekanan untuk tampil sempurna di media sosial membuat mental terganggu. Banyak orang yang merasa perlu membagikan setiap momen hidup mereka dalam bentuk yang terbaik, meskipun terkadang itu tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Proses ini bisa melelahkan dan menciptakan tekanan tambahan, terutama jika harus berpura-pura atau menyembunyikan kenyataan demi menjaga citra tertentu di mata pengikut.
Bukan hanya mental, tetapi finansial juga akan terkena dampak dari konten tersebut. Hal itu lantaran penikmat konten akan selalu membuat dirinya sesuai dengan standar yang diberikan misal seperti, "cowok ganteng tuh pake baju ini dan celana itu". Dengan adanya statement tersebut membuat pengguna berlomba-lomba untuk memakai fashion yang digadang-gadang dapat dinilai apik oleh orang lain, padahal, namanya fashion itu relatif dan setiap orang pasti memiliki penilaian nya sendiri terhadap fashion yang ada. Kalo kita selalu mengikuti standar yang diberikan, finansial kita akan terkuras habis dan bukannya mengutamakan fungsi kebanyakan korban dari standar konten tersebut lebih mementingkan gengsi apalagi konten standar fashion tersebut sedang tren yang pastinya orang-orang akan berlomba-lomba mengikuti trend fashion tersebut. Lebih buruknya lagi orang akan melakukan tindakan" yang dinilai kurang demi memenuhi standar tersebut, misalnya seperti melakukan pinjaman online atau pinjol .
Selain itu, ada risiko kehilangan identitas diri karena terlalu fokus mengikuti apa yang dianggap populer di sosmed. Ketika seseorang terus berusaha meniru gaya hidup, tren, atau pandangan yang ramai di platform tersebut, ia mungkin mengabaikan keinginan dan jati diri aslinya. Ini bisa menyebabkan hilangnya rasa autentisitas dan justru membuat seseorang hidup dalam tekanan yang berasal dari keinginan untuk diakui oleh orang lain. Padahal sosmed adalah tempat untuk berbagi informasi dan interaksi positif antar pengguna bukan tempat untuk membandingkan diri dan menekan orang lain. Hidup mengikuti standar sosmed bukan hanya membuat kehilangan jati diri tetapi juga membuat orang kehilangan tujuan akan hidupnya. Selain itu menuruti kepuasan orang lain pasti tidak akan ada habisnya jadi lebih baik menuruti diri sendiri asalkan diri kita sendiri merasa bahagia dan cukup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI