Walaupun penyebaran virus Corona di seluruh Indonesia masih relatif tinggi (puluhan ribu per-harinya) tapi makin banyak saja orang tidak perduli dengan protokol kesehatan, 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Mereka tidak percaya dengan adanya virus yang mematikan itu. Bahkan mereka sering meledek orang-orang yang masih taat menjalankannya protokol kesehatan. Tak jarang kita mendengar Corona diplesetkan dengan Colorna. Atau satu keluarga terpapar Corona, mereka menyebutnya hajatan Corona. Mereka ketawa sembarang, ngomong sembarangan dan ngumpul sembarangan. Itu semua mereka lakukan tanpa menjalankan protokol kesehatan. Tidak pakai masker, suka ngumpul-ngumpul tanpa memperhatikan jaga jarak, apalagi mencuci tangan.
Orang-orang ini meremehkan keberadaan Corona di sekitat
Orang-orang yang tidak lagi menjalankannya protokol kesehatan seperti inilah yang menyebabkan Covid-19 tetap tinggi kasus terkonfirmasi positifnya di seluruh Indonesia. Sudah lebih 3 juta kasus positif Corona dan lebih lebih dari 80 ribu orang yang meninggal dunia, apa data itu belum cukup. Apa masih mengatakan Corona itu hoaks?
Kalau di luar negeri ada istilah 'herd immunity' yaitu ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.
Tetapi di Indonesia pakar kesehatan masyarakat  menyindirnya dengan istilah yang diplesetkan menjadi 'herd Stupidity'.
Istilah'herd Stupidity' ini karena banyak orang bodoh bersama yang abai dan tidak lagi menjalankannya protokol kesehatan.
Tentu kita satu Indonesia malu mendapatkan julukan 'herd Stupidity' atau kebodohan bersama ini. Tetapi mereka makin banyak di sekitar kita. Suka tidak suka, mereka itu saudara-saudara kita, yang harus kita kasih pengertian terus-menerus. Walau mereka marah atau meledek, tetapi tugas kita untuk terus-menerus memberi pencerahan.
Mudah-Mudahan istilah 'herd Stupidity' bisa kembali menjadi istilah 'herd immunity