Mohon tunggu...
Fadhila Putri
Fadhila Putri Mohon Tunggu... Freelancer - fadhila putri sejati

Mahasiswi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Perubahan Sosial yang Ditimbulkan Revolusi Industri 4.0

28 Mei 2019   17:41 Diperbarui: 28 Mei 2019   17:59 6189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Seperti pendahulunya, Revolusi Industri 4.0 memberikan tawaran mengenai hal-hal yang dapat  membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Beberapa ahli pun  berpendapat bahwa Revolusi Industri 4.0 ini akan dapat membantu menaikkan rata-rata pendapatan per kapita di dunia, memperpanjang usia hidup manusia bahkan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak besar  terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin canggih  tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan  teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan  bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

Perubahan tidak hanya dirasakan dalam bidang teknologi saja. Namun telah meluas dalam bidang lainnya seperti pendidikan, pemerintahan, budaya, politik, dan hukum. Pada bidang politik misalnya, gerakan-gerakan politis untuk mengumpulkan masa melalui konsentrasi masa telah digantikan dengan gerakan berbasis media sosial. Bidang pemerintahan pun kini juga ditantang untuk melaksanakan birokrasi secara efektif efisien berbasis e governance.

Tetapi yang lebih ditakutkan adalah perubahan dalam bidang sosial. Dimana revolusi industry telah mengubah tatanan dunia secara pesat. Perubahan itu tidak lagi memakan waktu ribuan tahun, seperti yang dijelaskan pada teori evolusi Charles Darwin (Darwin, 2004) dalam On the Origin of Species. Perubahan itu hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat. Dalam keadaan yang serba cepat itu, yang berubah tidak hanya fenomenanya saja, misalnya offline ke online, dunia nyata menjadi dunia maya, media cetak menjadi media sosial, dan lain sebagainya. Namun demikian, nilai-nilai, tatanan sosial, dan budaya juga ikut mengalami perubahan.

Hilangnya nilai-nilai sosial bisa kita lihat dari perilaku dan kebiasaan generasi milenial. Generasi yang lahir pada sekitar tahun 1980-2000an ini telah menunjukkan adanya gejala-gejala degradasi mental. Gaya hidup konsumerisme menjadi salah satu perubahan sosial yang terjadi. Menurut Collin Campbell, Konsumerisme adalah kondisi sosial yang terjadi saat konsumsi menjadi pusat kehidupan banyak orang dan bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika semua itu terjadi segala kegiatan hanya berfokus pada pemenuhan konsumsi saja. Hingga tahap tertentu orang membeli berbagai barang semata-mata hanya  untuk kesenangan membeli, bukan karena memerlukan kebutuhan itu. Menurutnya, hasrat adalah keinginan untuk mengonsumsi.

Lalu adanya kebebasan tanpa batas. Sebenarnya kebebasan berpendapat yang terdapat dalam UU No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 ayat 2 yang berbunyi "Setiap orang berhak untuk mempuyai,mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalu media cetak maupun media elektronik dengan memperhatikan nilai nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa."  

Sudah menjadi landasan bahwa dalam mengemukakan pendapat, seseorang tetap dibatasi oleh hak orang lain, niali-nilai norma serta hal lain yang bersangkutan. Namun masih banyak ditemukan pendapat yang menyimpang dari aturan, seperti ujaran-ujaran berisikan pendapat negative  yang dilakukan netizen di sosial media.

Selain ujaran-ujaran berisikan pendapat negative, banyak hal-hal menyimpang aturan yang dilakukan di sosial media. Hal tersebut yang menyebabkan hilangnya perilaku etis di media sosial. Seperti cyberbullying yang dirasakan oleh Ryan Halligan. Melalui AOL Instant Messenger, Ryan menerima pesan singkat dari teman-teman yang membullynya hingga menyebabkan dia memutuskan untuk bunuh diri.

Semangat awal dari kemajuan teknologi adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. Sejak penemuan mesin dan dimulainya era otomatisasi telah membuat produksi semakin berlipat dan memangkas waktu serta biaya yang dikeluarkan. 

Namun demikian, pada akhirnya segala kemudahan ini berdampak besar manusia, karena membuat penggunaan tenaga manusia berkurang secara signifikan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Tepat pada titik inilah, maka perlu adanya sebuah paradigma pembangunan yang tidak saja meningkatakan kemampuan manusia di bidang teknologi saja, namun juga perlu meningkatkan mentalitas manusianya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun