Mohon tunggu...
Fadhil Ahmad Astagina
Fadhil Ahmad Astagina Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Kimia UNNES

Mahasiswa Teknik Kimia yang tertarik pada isu lingkungan, teknologi terbarukan, dan pemberdayaan masyarakat. Menulis untuk berbagi gagasan dan mendokumentasikan proses belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Sampah Organik Rumah Tangga (Ekoenzim) menjadi Cairan Pembersih Kaca

5 Agustus 2025   09:38 Diperbarui: 5 Agustus 2025   09:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Demonstrasi Produk Pembersih Kaca dari Ekoenzim (Sumber: Koleksi Tim KKN PMM Desa Kalongan)

Setelah pembuatan ekoenzim dan mengenal manfaat ekoenzim sebagai pembersih lantai, warga Desa Kalongan kembali mengikuti pelatihan lanjutan yang diadakan oleh Tim KKN PMM UNNES 2025. Kali ini, ekoenzim dimanfaatkan sebagai pembersih kaca alami --- solusi bebas racun yang efektif, ekonomis, dan ramah lingkungan. 

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dalam skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tahun 2025, yang memperoleh dukungan pendanaan dari DP2M Kemdiktisaintek. 

Kegiatan pelatihan ini dihadiri dengan antusias oleh ibu-ibu PKK serta pemuda Karang Taruna. Tidak hanya mendapatkan pemahaman secara teori, para peserta juga langsung mempraktikkan pemanfaatan ekoenzim sebagai cairan pembersih lantai. Ekoenzim yang sebelumnya telah dibuat melalui proses fermentasi limbah organik berupa kulit buah khususnya kulit jeruk dengan gula merah dan air, kini mulai terbukti kegunaannya dalam aktivitas rumah tangga sehari-hari. 

Dalam suasana guyub yang hangat, pelatihan dilakukan secara interaktif di teras rumah warga, dengan peralatan sederhana: botol semprot bekas, lap microfiber, dan kaca jendela sebagai media uji coba. Fadhil, ketua tim KKN, memandu peserta mencampur ekoenzim dengan air bersih dalam perbandingan 3:2. 

Hasilnya langsung diuji untuk membersihkan jendela rumah warga. Hanya dengan dua semprotan dan satu kali lap, kaca tampak bening kembali tanpa goresan atau residu seperti pada pembersih kaca berbahan amonia. 

"Dengan memanfaatkan ekoenzim sebagai pembersih kaca, saya bisa hemat pengeluaran sekaligus menjaga kelestarian alam" ungkap salah satu warga. Ekoenzim bekerja melalui kombinasi sifat asam dan aktivitas enzimatik dari mikroorganisme yang terbentuk selama fermentasi. Selain melarutkan debu dan kotoran, ekoenzim juga memiliki efek antimikroba yang membuat permukaan kaca lebih tahan terhadap noda berulang. 

Program ini bukan sekadar pelatihan satu kali. Melalui sosialisasi poster dan pendampingan pasca-kegiatan, tim KKN mendorong warga untuk terus menggunakan ekoenzim sebagai solusi kebersihan rumah. 

"Kami berharap warga Kalongan menjadi pelopor rumah tangga rendah racun dan rendah sampah organik," ujar Fadhil, tim KKN sekaligus koordinator teknis pelatihan. Dengan pelatihan ini, warga tidak hanya mendapatkan manfaat praktis dari ekoenzim, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan global menuju keberlanjutan lingkungan --- dari dapur, ke rumah, hingga masa depan yang lebih bersih.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun