Mohon tunggu...
Fadhil
Fadhil Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bank Sentral: Penjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Gejolak Ekonomi Global

23 April 2025   18:40 Diperbarui: 23 April 2025   18:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang kian kompleks, peran bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah menjadi sangat krusial. Tahun 2025 mencatat banyak dinamika global yang mempengaruhi pergerakan rupiah, mulai dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah, perlambatan ekonomi Tiongkok, hingga kebijakan suku bunga agresif dari Bank Sentral Amerika (The Fed) yang kini berada di kisaran 5,75%.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter merespons dengan menaikkan BI-Rate menjadi 6,25% pada kuartal pertama 2025. Tujuannya jelas: menahan laju arus keluar modal asing dan menjaga daya tarik aset rupiah. Langkah ini berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh Rp16.200 per USD di awal tahun, dan perlahan menguat ke kisaran Rp15.600/USD pada April 2025.

Namun, menaikkan suku bunga saja tidak cukup. Dalam pandangan saya, stabilitas nilai tukar harus dibarengi dengan upaya jangka panjang seperti memperkuat struktur ekspor, mempercepat hilirisasi industri, serta memperluas pasar ekspor non-tradisional. Sumber daya alam kita tidak boleh lagi hanya diekspor mentah. Nilai tambah harus dikejar.

Dari sisi kebijakan, BI juga perlu memperkuat komunikasi publik dan menjaga transparansi kebijakan. Ini penting agar pasar tidak panik dan ekspektasi tetap terjaga. Ketika pasar percaya bahwa bank sentral mampu mengelola tekanan, maka volatilitas dapat ditekan. Di sisi lain, pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan fiskal yang sejalan, seperti menjaga defisit anggaran tetap terkendali dan memperkuat belanja produktif.

Saya juga menyarankan agar Indonesia memperkuat kerja sama keuangan regional seperti Chiang

Mai Initiative yang bisa menjadi jaring pengaman di saat gejolak pasar meningkat.

Kesimpulannya, menjaga stabilitas rupiah bukan hanya soal intervensi pasar atau suku bunga. Ini soal sinergi kebijakan, kepercayaan pasar, dan reformasi struktural jangka panjang.

Referensi:

Bank Indonesia. (2025). Laporan Kebijakan Moneter Kuartal I 2025. www.bi.go.id

Bloomberg. (2025). Rupiah Stabil After BI Raises Rates Again.

Kementerian Keuangan RI. (2025). APBN Kita Edisi April 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun