Mohon tunggu...
Fadh Ahmad Arifan
Fadh Ahmad Arifan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah bersekolah di MI Attaraqqie. Penggemar mie ayam dan Jemblem

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Dunianya Orang NU

1 Mei 2018   16:46 Diperbarui: 31 Januari 2020   15:28 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nahdlatul ulama (NU) adalah organisasi terbesar di Jawa timur dan beberapa provinsi di luar jawa. Populasinya luar biasa khususnya di daerah Tapal kuda dan pulau Garam. Bila anda berdomisili di provinsi ini, hidup anda penuh keceriaan. Ceria bersama NU. Tidak sunyi senyap. Tidak tegang dan terlalu serius bila berinteraksi dengan para pengikutnya.

Dunia orang NU takkan lepas dari 3 hal. Menghormati kyai, menghidupkan tradisi dan ziarah ke makam wali. Seperti itu yang bisa dilihat secara kasat mata bila ingin menyelami dunia orang NU.

Tanpa adanya figur kyai, orang-orang NU terombang-ambing. Majlis taklim bisa redup tanpanya. Fakta tak terbantahkan sebuah majlis taklim di kota seribu ruko mendadak ditinggal kyainya. Kini beralih ke anaknya. Kharisma sang kyai tidak diwarisi sang anak. Tanpa figur kyai, sebuah pesantren terancam bubar. Posisi Kyai di dunianya orang NU menempati posisi penting. Dawuh, pemikiran dan fatwanya amat berpengaruh. Omongan camat, lurah bahkan presiden takkan digubris!. 

Ketika seorang Kyai wafat, orang NU masih memuliakannya. Digelar acara peringatan Haul, ziarah ke makamnya hingga menerbitkan biografi dalam bentuk buku maupun film.

"Hadeeh jangan lebay gitu lah..." suara nyinyir dari ormas satunya (maklum ormas satunya amat sugih, Rp 7 triliun asetnya tapi lagi kelangkaan kyai). Coba lihat dampak fatwa Resolusi jihad Hadratussyeikh Hasyim asy'ari. Tanpa fatwa itu, apa mungkin santri santri dari jombang, malang sekitarnya mau berjihad ke Surabaya.

Tanpa ide cemerlang Kyai wahab Chasbullah, apakah tradisi Halal bi halal bisa terselenggara di istana negara dan seluruh pelosok Indonesia? Tanpa restu Kyai As'ad syamsul Arifin dan ide cemerlang Kyai Ahmad Siddiq, apa mau mayoritas orang NU menerima Pancasila sebagai asas organisasi?

Ngalor ngidul derek kyai. Begitulah salah satu falsafah hidup orang NU. Ganggu kyai sama saja cari mati. Inilah yang menimpa PKI tahun 1966 dan ormas satunya pada awal 2000-an. Sebetulnya, Ormas satunya itu korban kekerasan politik. Panti asuhan dan lembaga pendidikannya di Pasuruan dan Sidoarjo dirusak pengikut fanatik cucu pendiri NU. Gara-garanya ada elit ormas itu membuat junjungan orang NU lengser dari kursi RI-1. Elit ormas itu baru saja merayakan ulang tahun yang ke 74.

Beralih ke tradisi. Dunia orang NU takkan lepas dari tradisi bernafaskan Aswaja. Sholawatan, diba'an, yasinan, tawasulan, manaqiban dan masih panjang bila disebut satu persatu. Gus dur dalam bukunya Prof AS Hikam berkata, "jami'iyyah bubar dengan sendirinya jika kita meninggalkan tradisi". 

Lebih tepatnya, tradisi-tradisi itulah yang membedakan orang NU dengan ormas lain. Tiap ormas harus punya ciri khas atau keunikan. Keunikan inilah daya jualnya. Hizbut tahrir dikenal dengan "khilafah". Jaringan Islam Liberal dengan "Sepilis". Tanpa sepilis, mana mungkin negara adidaya mau kucurkan dana.

Ziarah ke makam wali merupakan hal yang tak terpisahkan dari dunia orang NU. Makam wali sama pentingnya dengan makam Rasulullah saw. Jika satpol PP berani menggusur apalagi menodainya sama saja cari mati. Bukan lebay... ini fakta tak terbantahkan. Ingat bentrokan di makam Mbah priok? Tercatat ada dua aparat Satpol PP yang wafat.

Keberadaan makam wali disamping untuk ngalap barokah, pundi pundi uang bagi agen travel dan media "curhat" masalah pribadi, fungsi makam itu sebagai jejak syiar Islam. Bila makam wali digusur, maka bukti otentik kesejarahannya sirna. Wallahu'allm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun